Thursday, December 21, 2006

What is a name internationally?

Tadi siang sehabis kuliah, aku ikut teman2ku pergi jalan kaki ke Centrum (pusat kota Eindhoven) buat jalan2. Kami berhenti di satu cafe buat ngopi. Kami semua berenam, selain aku, dua dari Yunani, dua orang dari Ethiopia, dan satu lagi dari Turki. Kami minum sekalian karena tiga dari kami akan pulang kampung ke negerinya selama liburan 2 minggu.

Satu ketika, sambil menikmati kopi hangat di hawa dingin 5 derajat Celcius, kami asyik membicarakan tentang keluarga dan nama kami. Teman2 terkejut waktu aku cerita bahwa di suku Batak kami mencatat dengan rapi silsilah keluarga dari generasi pertama sampai terakhir. Istilah Bataknya adalah tarombo. Mereka2 terheran2 waktu aku bilang ke mereka bahwa tiap orang marga Panggabean seperti aku misalnya memiliki nomor silsilah keturunan dari Si Raja Panggabean. Aku Panggabean Lumban Sianggian nomor 16.

Lain lagi sama kawanku dari Ethiopia. Mereka cerita kalo di sana nama anak terdiri dari 3 nama yaitu pertama nama si anak yang diikuti nama depan bapaknya dan diakhiri nama depan kakeknya. Hahaha lucu. Tapi itulah tradisi di sana. Aku jadi ingat gimana waktu kecil aku dan teman2ku saling ejek dengan memanggil nama bapak teman yang tentu ga gampang diketahui. Kalo di Ethiopia, begitu mudahnya tahu nama bapak bahkan kakek seseorang hanya dari namanya. Mungkin disana mengejek orang tidak lagi pake nama bapak atau kakek kali ya.

Nah kalo orang Yunani punya kebiasaan lain lagi. Seorang anak biasanya dapat nama depan sama dengan nama awal kakeknya. Jadi demikian seterusnya, nama yang sama dipakai setiap dua generasi.

Kalo orang Turki tak terlalu peduli sama nama. Mereka bahkan bebas bikin nama akhir sendiri, tak perlu ikut orang tua. Jadi, kalo ada dua orang Turki nama akhirnya sama2 X, besar kemungkinan mereka tidak ada hubungan sama sekali. Beda banget dengan orang Batak. Kalo ada dua orang Batak bermarga sama, mungkin sekali mereka tidak saling kenal. Tapi pasti mereka berhubungan di satu titik somewhere dimana kedua silsilah mereka bertemu. Siapa yang tahu Panggabean kernet bus di Jakarta itu ternyata masih keluarga dekat denganku?

Yang menarik lagi dari orang Turki adalah kebiasaan mereka memberi nama anak dengan bahasa sehari2. Jadi temanku orang Turki itu bilang bahwa nama depan orang Turki dalam bahasa Turki memiliki arti seperti kata sehari2. Jadi ingat kebiasaan memberi nama pada suku Karo dulu. Dia bilang nama adiknya perempuan dalam bahasa Turki berarti 'berdoa', nama teman kami orang Turki lainnya di kelas kami artinya "kuat", dan namanya sendiri berarti "Berilium", nama satu unsur kimia. Then I said to her, "What a scientific name!" dan dia tertawa.

Asyik ya bisa mengenal betapa uniknya kebudayaan di berbagai belahan dunia. Well, that's a name internationally.

Wednesday, December 20, 2006

Belaian pertama dan terakhir

Waktu aku buka satu portal berita Indonesia hari ini, aku membaca kabar duka meninggalnya seorang artis ABG (angkatan babe gue) karena komplikasi penyakit. Sang artis tua punya anak yang juga artis terkenal. Yang menarik perhatianku adalah kata2 si anak yang mengatakan bahwa dia tidak biasa manja dengan ayahnya karena sejak kecil sudah pisah darinya. Jadi, katanya, belaian yang dia berikan saat ayahnya adalah belaian pertama dan terakhir.

Sedih bukan? Sang artis muda menikmati belaian dari pasangannya, anaknya, keluarganya, fansnya dll seumur hidupnya, kecuali dari ayahnya! Yah, karena belaian adalah proses yang biasanya timbal balik, jadi sang artis tua pun menikmati belaian dari pasangannya, keluarganya, fansnya dll seumur hidupnya, kecuali dari anaknya! What a pity relationship! Menurutku sih, kalo boleh comment, seharusnya yang berinisiatif memulai adalah sang ayah, karena dia bisa membelai si anak mulai dari kecil dan jelas, itu jauh lebih mudah daripada kalo dia sudah besar. Tapi bukan berarti si anak pun tidak dapat memulai jika dia sudah dewasa. Tapi lagi2, masalahnya bukan bisa tidak, tapi mau apa tidak.

Hal yang sama bisa terjadi dalam hidup kita. Tak harus antara ayah-anak. Bisa juga antar saudara, antarpasangan, antarteman, dan banyak lagi. Yang hilang itu tidak harus belaian, tapi bisa saja kepercayaan, kejujuran, cinta, atau sekadar sebuah ucapan terima kasih, permohonan maaf atau sepatah maaf yang tulus. Tapi apakah arti semua itu kalau si saudara, pasangan, atau teman itu sudah membujur kaku tak bernafas? NOTHING, because that person can do or say nothing. Semua terlambat, padahal begitu banyak waktu berlalu saat orang tersebut masih hidup yang membuat kita tak punya alasan untuk berdalih. Bukankah yang hilang itu bisa jadi hadiah terindah saat ulang tahun atau tahun baru atau Natal?

Poor father, poor daughter. Sesuatu atau seseorang itu akan terasa nilainya ketika ia sudah tiada. Tetapi jika sekarang pun sesuatu atau seseorang itu memang sudah dirasa tak bernilai atau berarti lagi, mungkin saja ia memang sudah tiada meski masih ada.

Those who refuse to learn from history are condemned to repeat it.
George Santayana

Tuesday, December 19, 2006

Babi kecapku yang pertama

Sabtu kemarin aku main ke tempat seorang teman cowok Indonesia yang jago masak dan dia mengajariku gimana caranya masak babi kecap yang enak. Masakannya memang oke banget. Aku lahap sekali makan waktu itu, maklumlah balas dendam karena udah lama ga makan daging dewa.

Hari ini setelah aku pulang kuliah, hasratku untuk makan daging dewa muncul lagi. Rasanya yang kemarin itu ga cukup. Untuk belanja keperluan yang lain juga, maka meluncurlah aku ke supermarket untuk membeli segala perlengkapan untuk mempraktekkan 'kuliah' introduction to babi kecap engineering dari temanku itu. Sudah cukup segala teori. Sekarang saatnya mencoba dengan segala risiko gagal siap ditanggung perut sendiri.

Sejam setelah aku sampai di rumah, tau apa yang terjadi? Kamarku dipenuhi dengan aroma babi kecap yang wangi semerbak. Ini sejarah karena baru kali ini terjadi di istanaku sejak aku ada di sini. Sampai2 aku telepon ke rumah di Medan untuk kasi tahu orang rumah aku sudah mulai berubah status dari hanya tukang makan menjadi tukang makan dan tukang masak. Ucapan selamat pun kuterima dari Mama yang sampai kapan pun masakan babi kecapnya tak kan pernah kukalahkan heheheh.

Sambil aku menulis blog ini, aku sedang menikmati babi kecap perdanaku yang cukup buat menuku beberapa hari ke depan. Yummy, cukup enaklah untuk kali pertama. But there are always rooms for improvement. Kasihan si babi ya. Udah dipotong2, dimasak, dikasih kecap, sekarang udah masuk ke perutku heheheh. Ga tahu deh lain kali aku bakal apain lagi itu si babi. So, apa rencana berikutnya? Kayanya aku akan coba lagi masak babi kecap yang lebih enak dari sekarang. Pertajam skill, mungkin perlu ambil kuliah ADVANCED babi kecap engineering. Aku yakin skill memasak suatu saat pasti berguna. Minimal masak buat istriku nanti kalo dia lagi ulang tahun. Dia tinggal berbaring aja di tempat tidur dengan cantiknya and I will be her faithful servant of the day kaya di pelem-pelem* romatis itu cieee.

Mamam yuk...

* tipikal cara baca kata film di Medan

Saturday, December 16, 2006

Forrest Gump and My Momma

Malam ini aku akhirnya melakukan satu hal yang dari dulu ingin kulakukan tapi baru kulakukan sekarang. Malam ini aku menonton Forrest Gump. Sudah lama sekali, 12 tahun sejak 1994. It is a damn good movie. Aku belajar banyak dari film ini dan aku pastikan film itu akan terus ada di komputerku.

Aku belajar bahwa bukan materi yang dapat membawa kebahagiaan terbesar dalam hidup ini. Mengetahui bahwa kita dicintai oleh orang2 yang mengasihi kita dan bisa berada bersama mereka adalah kebahagiaan besar dalam hidup. Apakah artinya segala kekayaan, kekuasaan dan ketenaran yang dicari banyak orang tapi hanya untuk kesepian dan tanpa cinta sejati? Life is for people, for people that God has created in His Image. Dan hanya ketika kita mengenal kasih-Nya maka kita dapat mengetahui bagaimana seharusnya mencintai orang lain.

Sekarang, seperti Forrest Gump, aku ingin mendedikasikan tulisanku ini buat seseorang yang aku sangat sayangi: Mama. Mama, di rumah kita mungkin tidak biasa menyatakan kasih sayang lewat kata2. Tapi kita pun belum tentu baik melakukannya lewat tindakan. But now Mama, I want to told you that I love you. I love you Mama and I am proud to have a Momma like you. You are the best Momma I can have in my life and I thank God for creating me as the son of your womb. I miss you so much and I miss to see you, talk with you and be with you. I miss your food too. That's the best food I can have in my life because you cook it with love. Mama, maafkan aku karena aku sering mengecewakanmu. Aku takkan pernah tahu gimana sakitnya Mama melahirkanku dan berjuang mempertaruhkan nyawa untukku. tanpa obat bius dan operasi caesar. You've told me how painful it was and I won't forget that.

Ma, aku berterima kasih dan bersyukur Mama terus setia menyebut namaku dalam doamu tiap pagi. Bagiku, memiliki Mama yang berdoa tak dapat dinilai dengan apapun juga yang ada di dunia ini. It is a great blessing in my life that I always know that someone out there always pray for me. I want you to know that I really appreciate what you've done for me, for bringing me in your prayers. Kalau bukan karena doamu Ma, aku mungkin tidak bisa menjadi seperti diriku sekarang. Mama, tetaplah berdoa untukku, untuk anakmu yang lemah ini. Even though you are so far away, please know that I remember you, think about you and pray for you too. Aku berdoa buatmu Ma, supaya engkau tetap sehat dan Tuhan pelihara sampai kita bertemu lagi. Oh, how I look forward to that day when I meet and hug you again. I love you Ma, always.

From your son who loves you.

Thursday, December 14, 2006

A small world

Baru saja aku pulang dari Christmas reception yang diadain oleh TUE buat semua international master's student di TUE. Senang bisa datang dan melihat hampir semua teman2 dari berbagai negara datang dan menikmati waktu bersama, sebuah kesempatan yang sangat jarang. It's just like a small world. Aku dulu ga kebayang kalo aku bakal ada di tempat itu sekarang.

Rektor TUE juga hadir dan kasih kata sambutan. Yang aku sangat hargai adalah beliau juga berbaur dengan seluruh mahasiswa dan ngobrol dengan kami. Aku juga sempat ngobrol dengan beliau bersama rekan2 yang lain. Beliau tanya aku kenapa aku memilih Eindhoven. Aku jawab, salah satunya karena aku ingin merasakan suasana internasional di sini dan aku pilih TUE, selain karena TUE yang terbaik untuk Teknik Elektro di Belanda, di sini orang Indonesia juga masih sedikit. Mendengar itu, beliau manggut2 heheheh...

Untuk apa datang jauh2 ke sini kalau gaulnya juga sama orang Indonesia aja, ya gak?

Merry Christmas...

Tuesday, December 12, 2006

Christmas and happiness

Hari Minggu kemarin, aku ikut Christmas party di rumah teman satu cell group di Tilburg. Aku bersyukur bisa hadir karena aku bisa menikmati gimana rasanya punya teman di negeri yang jauh ini. Selain teman2 cell group-ku, ada beberapa teman lain yang datang hingga kami semua ada bertigabelas. Sungguh suatu komunitas dengan nuansa sains yang kuat. Gimana tidak? Tiga orang di antaranya sudah PhD bidang ekonomi, finance dan management dari Tilburg, masing2 postdoc atau assistant professor di Tilburg University, Simon Fraser Unversity (Canada), dan University of Exeter (UK). Dua orang engineer professional di bidang teknologi di Philips dan ASML (dua2nya master). Satu lagi studi PhD (lebih muda dariku kayaknya), dan selebihnya master's student di Tilburg dan satu di TUE. Satu lagi professional nurse. Mantap.

Meski begitu, aku bisa rasakan suasana yang akrab dan asik. Tak ada terasa jenjang pendidikan membatasi (beda kali karena bukan di kampus atau kantor). Kami makan malam bersama, main game dan nonton sebuah film Natal klasik. Tiap orang dari kami bawa lauk buat dibagikan buat yang datang.

Kami nonton film The Christmas Carol dari novel karya Charles Dickens. Film bagus. Satu pelajaran berharga yang kudapat dari film itu adalah bahwa BEING HAPPY IS A CHOICE. Satu lagi: THE MORE PEOPLE HAPPY WITH YOU, THE GREATER THE HAPPINESS. Tapi yang paling penting adalah THE GREATEST HAPPINESS IS WHEN, ABOVE ALL, GOD IS HAPPY BECAUSE OF YOUR LIFE, EVEN THOUGH YOU ARE NOT HAPPY AT THAT TIME.

Apa arti hidup ini?

Tadi pagi, waktu kami mulai kuliah di kelas, dosen kami menyapa kami dengan satu kabar yang menyedihkan. Beliau memberitahu kami bahwa Jack, seorang rekan mahasiswa yang dulu ikut kuliah ini beberapa kali tapi mengundurkan diri, kemarin meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Atas permintaan beliau, kami mengambil waktu hening sejenak mengenang Jack.

Terus terang aku ga dekat sama Jack, bahkan aku hampir lupa yang mana orangnya. Namun, aku manfaatkan waktu heningku tadi untuk kembali memikirkan apa arti hidup ini. Aku bayangkan diriku berada di universitas dan ketemu orang2 yang cerdas setiap hari, muda, energik, penuh potensi. Banyak orang, termasuk dosenku tadi, menyayangkan kejadian itu karena dia mati muda. Aku juga sedih, betapa seluruh potensi yang Allah berikan dalam diri Jack putus seketika dan tak dapat dinikmati dunia seketika itu dirinya pergi. Tapi lebih dari itu, aku lebih menyayangkan orang yang mati muda dan mati di luar Kristus, sang pemberi hidup dan arti hidup.

Apakah arti hidupmu dan hidupku?

Monday, December 04, 2006

IEEE Fellow dan Liga Champions

Setiap mahasiswa master di elektro TUE sekarang harus memilih salah satu dari dosen senior di fakultas teknik elektro sebagai coach. Coach ini perannya seperti dosen wali. Aku menghubungi seorang profesor dan dia adalah kepala sebuah research group di TUE yang terkenal secara internasional. Aku ingin sekali melakukan semua internship dan graduation project-ku di lab itu. Betapa senangnya aku saat beliau bersedia menjadi coach-ku selama aku kuliah di sini.

Beberapa hari setelah itu, aku melihat pesan di flat screen pengumuman di fakultas bahwa tahun ini ada tiga orang profesor elektro TUE yang menjadi IEEE Fellow (IEEE Fellow adalah rangking tertinggi dalam IEEE, asosiasi electrical engineers terbesar di dunia, yang artinya orang itu bener2 guru dalam bidang yang dia kuasai). Salah satunya adalah coach-ku itu. Aku bangga punya coach seorang IEEE Fellow. Seharusnya fakultas elektro dan TUE bangga dengan prestasi ini dan itu layak diumumkan ke seluruh dunia. Tapi ternyata ngga. Sampai sekarang aku cek website TUE, fakultas elektro dan homepage profesor-ku itu, tidak ada berita tentang prestasi itu. Homepage beliau masih menyebut bahwa beliau masih senior member IEEE dan ini sudah hari ke berapa sejak itu diumumkan! Luar biasa!

Mungkin bagi orang public relations dan marketing ini kebodohan. Menurutku juga seharusnya ini layak ditaruh di website besar2. Aku ga tahu kenapa mereka ga melakukannya, tapi aku mencoba berpikir, apakah ini bentuk kerendahan hati secara akademik? Biarlah orang lain yang cerita dan bukan kita yang menceritakan prestasi kita sendiri? Bagiku semua ini adalah pesan kerendahan hati. Barangkali kalo ada profesor TUE yang jadi peraih Nobel baru suasananya akan beda. Mungkin menjadi IEEE Fellow masih dianggap biasa kali di sini...

Sabtu malam kemarin, aku ngobrol dengan satu orang seniorku di ITB yang sekarang bekerja di TUE. Dia lulusan satu universitas bagus di Jerman. Dia dengan serius mengingatkanku supaya aku bener2 fokus dan belajar sungguh2 karena dia bilang kuliah di TUE itu berat, apalagi di elektro. Sudah ada beberapa orang Indonesia yang dipecat saat mereka studi PhD di sini termasuk di elektro karena dianggap ngga sanggup. Dia membuatku terkejut saat dia bilang universitasnya di Jerman tempat dia studi master ga ada apa2nya kalo dibandingkan dengan TUE. Mungkin tidak banyak orang yang tahu, tapi setelah dia banyak kenal orang akademis, mereka mengakui TUE itu universitas top dari prestasi akademiknya yang tidak banyak diketahui umum.

Ada rasa bangga juga setelah aku mendengarnya. Tapi selain rasa bangga, juga ada jantung yang berdegup makin kencang. Ketika seorang pemain bola menyadari bahwa dia sedang bermain di kompetisi Liga Champions, maka dia akan bermain dengan sikap yang berbeda dibandingkan kalau dia sedang bermain bersama tim kelurahan tempat dia tinggal buat perayaan 17 Agustus. Seperti itulah yang kurasakan. Aku sekarang ada di universitas terbaik di Belanda dan salah satu yang terbaik di Eropa. Aku sekarang ada di Liga Champions. Tak ada tempat buat pecundang di sini. Tapi kerendahan hati mutlak perlu ada di liga manapun kita bermain, kerendahan hati untuk tak patah semangat untuk terus belajar dan berjuang. To push the limit, to raise the bar of possibility and to question the impossible, all in the name of the Omnipotent and Omniscience, the Creator to whom the glory is due.

Monday, November 27, 2006

Setelah ujian2 yang melelahkan dan menegangkan itu

Minggu kemarin dan hari ini adalah saat2 yang berat dan melelahkan buatku. Setelah melalui semua ujian itu, aku benar2 kecewa sama diriku sendiri karena sepertinya semua hasilnya tidak mencapai targetku, meski sebagian nilai belum keluar. Aku bahkan sempat down setelah aku keluar dari ruangan ujian karena ujian di sini bener2 gila. Aku merasa capek sekali setiap kali habis ujian. Ujian tulis di sini cirinya adalah durasi tiga jam tapi soalnya banyak sekali, termasuk dengan anak2 soalnya. Satu ujianku, ada 11 nomor soal dan total 30 lebih soal! Open book memang, tapi soal open book justru jauh lebih susah.

Akhirnya aku siap saja lah dengan segala nilai yang akan kuperoleh. Toh itu semua hasil pekerjaanku sehingga tak perlu aku bersungut-sungut. Kalo ada orang yang harus disalahkan, orang itu adalah aku sendiri. Aku menganggap dua blok (tiga bulan) pertama ini adalah perkenalan dan shock therapy bagiku. Sekarang aku sudah rasakan gimana dahsyatnya ujian di sini, jadi tidak boleh ada perkenalan lagi. Aku sudah cukup shock kok.

Apa yang kupelajari dari ujian2ku ini?

1. Rasanya Tuhan melakukan lagi sama seperti yang Dia lakukan dulu waktu aku masuk ITB. Aku yakin Dia tahu masih ada kesombongan dalam hatiku dan melalui semua ini Dia ingin menghancurkan kebanggaanku lumat2 sampai aku bener2 rendah hati dan mengandalkan Dia sepenuhnya. Ya Tuhan, terimakasih buat pelajaran yang keras ini. Aku jadi ingat Roma 8:28 yang sangat menghiburku bahwa Allah pasti turut bekerja melalui semua ini untuk kebaikanku kalau aku memang mengasihi Dia. Apa sih yang aku masih banggakan? Bukankah semua yang telah dan dapat kulakukan itu juga karena Tuhan?

2. Aku sadar bahwa aku harus lebih sungguh2 lagi belajar untuk MENGERTI. Ya, ini pelajaran berharga yang kudapat: tujuanku belajar adalah MENGERTI, bukan tahu atau menghapal. Aku akan perbaiki cara belajarku, fokus dan konsentrasi , ketekunan dan hikmat untuk belajar. Aku sadar betapa berharganya waktuku betapa banyak waktuku terbuang sebelumnya hanya karena aku merasa sudah bisa.

3. Satu pelajaran yang sangat jelas bagiku adalah aku masih kurang berserah dan mengandalkan Tuhan dalam doa serta menjaga kekudusan hidup. Ini berhubungan erat dengan no. 1 di atas. Ya, aku harus ingat Ora et Labora.

4. Aku belajar untuk fokus kepada tujuan dan belajar menaruh tanggung jawab hidupku di atas pundakku sendiri. Aku belajar untuk tidak sekali2 lagi menyalahkan orang lain, lingkungan sekitarku kecuali diri sendiri. Fokus, tekun dan setia. Ini bukan sprint. Ini lari marathon.

Itulah empat pelajaran utama yang kudapat dengan keras lewat minggu ujian kali ini. Sekarang aku memasuki blok baru dan blok ini jelas lebih berat. Sekarang aku berserah ya Tuhan, hanya Tuhan-lah sumber kekuatan dan hikmatku. Ajarilah aku Tuhan untuk semakin rendah hati dengan aku semakin menyadari aku tak mampu melakukan apapun tanpa Engkau. Kuserahkan Tuhan segala cita2 dan harapanku yang memenuhi kepalaku itu kepada-Mu. Kehendak-Mulah yang terjadi dan pimpinlah aku dalam kehendak-Mu. Tuhan, pegang tanganku dan jaga hatiku. Tolong aku untuk setia menyelesaikan apa yang sudah kumulai dalam rencana-Mu hingga akhir dengan sebaik yang kudapat lakukan.

Ayo Ritz, bangkit, bangkit bersama Yesus... Kau pasti bisa bersama Dia. Jika Dia yang membawamu ke sini, maka Dia pula yang harus membawamu sampai ke garis finish.

Wednesday, November 15, 2006

Masa tinggal teken aja ga mau?

Menjelang musim dingin ini, salah satu nasihat yang aku terima adalah jangan lupa banyak minum air. Di Belanda ini, air dari kran bisa langsung diminum. Sebuah kebiasaan yang ga bisa/boleh kulakukan di Indonesia nanti. Karena aku jarang banget keringat, maka Anda pasti tahu gimana air yang kuminum itu keluar dari tubuhku :) Aku baru pulang habis belajar di perpus dan selama itu, aku ada ke kamar mandi buat buang air kecil sampe 3 kali. Yah, risiko memang, jumlah yang dikeluarkan berbanding lurus dengan jumlah yang masuk. Yang paling susah adalah kalo lagi sepi (sesak pipis) luar biasa pas habis perjalanan cukup jauh naik sepeda. Wah, aku sampe lari ke kamar supaya bisa segera merasakan salah satu kelegaan besar dalam hidup. Mungkin ini bisa menjelaskan mengapa di rumah orang Belanda yang udah pernah kukunjungi, toilet selalu ruangan pertama yang kita jumpai setelah masuk rumah.

Yang mau kutulis sekarang bukan hanya itu. Satu yang kuperhatikan selama aku ke toilet di Belanda ini adalah kenapa orang di sini (laki-laki maksudku) sering sekali tidak flush itu toilet setelah mereka pipis. Flush itu maksudnya tinggal teken itu tombol biar air keluar membersihkan dia punya cairan. Padahal toilet di sini jauh lebih baik daripada kebanyakan toilet di Indonesia yang masih pake gayung buat nyiram. Masa tinggal teken aja ga mau sih? Selama dua kali aku ke toilet di perpus tadi, aku teken semua tombol toilet buat nyiram yang masih kuning (hii). Tapi kali ketiga, aku masih lihat juga ada yang kuning. Kali itu aku ga sudi flush lagi. Emang gua datang ke sini jauh2 buat nyiram kencing loe-loe pade heh? Siram sendirilah! Ini universitas, tau gak!

Dari yang merasa bersalah kalo ga nyiram punya sendiri...

PS: "teken" itu maksudnya "tekan". Supaya paham, please baca "teken" sebagai orang Jawa, dan bukan orang Batak ye :)

Melihat makna di balik benda: BUKU

Hari Minggu yang lalu, dalam cell group dengan teman2 gereja, kami bikin satu permainan sebagai icebreaker. Tugasnya adalah memilih satu benda dari ruang tamu apartemen tempat kami berada yang menggambarkan sesuatu tentang diri kita. Waktu kami semua (ada sembilan orang) sudah memilih dan masing2 menceritakan mengapa mereka memilih benda itu, aku terpana karena tersadar betapa banyaknya makna di balik benda2 mati yang ada di sekitar kita, jika kita mau mengambil sedikit waktu untuk merenung sambil melihat diri kita. Aku jadi bersemangat untuk melakukannya lagi dengan benda2 lain dalam hidupku dan mungkin aku akan menuliskan refleksiku di blog-ku ini.

OK, aku akan mulai dengan barang yang kupilih waktu itu. Aku memilih sebuah buku. Inilah yang kubagikan ke teman2ku waktu itu dan aku ingin bagikan kepada Anda juga. Aku pilih itu karena aku suka membaca apa saja yang baik dan menarik. Tapi selain itu, buku juga menggambarkan aku dan manusia. Manusia itu ibarat buku. Kita bisa melihat sampul luarnya tapi tidak bisa tahu isi dalamnya sepenuhnya. Tak mungkin kita tahu dan mengerti apa isi buku itu kecuali kalau buku itu memberanikan diri untuk membuka dirinya. Buku itu akan dapat mempengaruhi orang lain hanya ketika orang lain dapat mengenal isinya. Artinya, sulit rasanya membayangkan bagaimana seseorang dapat menjadi berkat bagi orang lain kalau ia tidak membuka dirinya untuk dikenal orang lain.

Sebuah buku dengan sampul kumuh dan halaman yang lecek bisa saja lebih bernilai daripada sebuah buku dengan sampul mahabagus dan kertas dengan kualitas terbaik. Sebuah Alkitab yang lecek karena sering dibaca jauh lebih bernilai daripada buku Da Vinci Code dengan edisi lux hardcover yang memuakkan itu. Bagiku nilai buku ditentukan dari isinya, bukan dari sampul dan kualitas kertas. Apakah Anda mau membeli buku dengan sampul mewah dan isinya kertas mahal tapi kosong melompong?

Tapi membuka diri seperti buku juga punya risiko. Bagiku, manusia ibarat buku yang ketika terbuka, maka pembacanya dapat menulis di lembaran2 halamannya, men-stabilo, menggarisbawahi, menghapus, atau bahkan merobeknya. Yah, membuka diri adalah langkah untuk menjadikan diri punya pengaruh bagi orang lain, bisa baik, bisa juga tidak. Tapi membuka diri berarti orang dapat mempengaruhi kita juga, bisa baik, bisa juga tidak. Sekarang, tergantung kita mau membuka diri untuk pembaca dan penulis yang mana...

Mungkin saja, buku yang halamannya lecek dan sampulnya tidak bagus lagi karena memang dia sering dibuka dan dibaca orang. Apa artinya itu dengan hidup seperti buku ensiklopedi cantik yang mulus tapi hanya dipajang di rak? Nilai hidup lahir dari perjuangan yang dijalani. Hidup tanpa perjuangan bukanlah hidup.

Satu pembaca dan penulis yang seharusnya terus jadi pembaca dan penulis utama dan pertama dalam buku hidup manusia adalah Allah, sang pencipta manusia itu sendiri. Apakah kita memberikan kedaulatan penuh kepada Allah untuk membuka dan membaca setiap lembaran hidup yang kita jalani, termasuk yang tersembunyi dan paling memalukan? Apakah kita menyerahkan kepada-Nya kekuasaan tertinggi untuk menulis kehendak-Nya dalam lembaran hidup kita yang baru? Apakah kita membiarkan lengan-Nya yang kuat dengan leluasa dan penuh kasih menghapus dan merobek lembaran kelam dalam buku hidup kita?

Menakjubkan bukan makna di balik benda mati yang biasa kita lihat ketika kita mencoba melihat sisi diri kita di dalamnya? Jika dari benda mati saja kita bisa melihat diri kita, apalagi kalau dari sesama manusia di sekitar kita, sesama teman seperjalanan mengarungi hidup. Terlebih lagi, dari diri Allah, sang pencipta diriku dan dirimu.

Mari melihat lebih tajam, berpikir lebih jernih. Sampai jumpa di refleksi dari benda mati lainnya. Sekarang sudah jam 12 malam. Saatnya aku menutup lembaran halaman hari ini. Besok aku punya lembaran baru yang kosong dan harus ditulis...

Tuesday, November 14, 2006

ICTheek

Ada dua tempat yang bakal punya kesan kuat dalam hidupku setidaknya selama 2 tahun ke depan (moga2). Tempat itu adalah ICTheek dan perpustakaan pusat TUE. Di kedua tempat inilah, khususnya ICTheek, jejak2 kakiku akan banyak tinggal, bersama dengan jidatku yang berkerut karena mikir, aliran bit2 melalui udaranya yang menghubungkanku dengan Internet dan ledakan tawa ketika aku dan temanku bercanda setelah suntuk belajar bersama.

Btw, gimana sih ICTheek itu? Kalo mo kenalan, coba klik di sini. Coba lagi klik di gambarnya, Anda akan lihat ICTheek real time lewat streaming webcam. Mungkin saja aku lagi ada di sana hehe.

Persistence (lagi)

Tadi siang aku pulang dari ruang belajar ICTheek sama seorang teman anak Belanda di Elektro. Dia mahasiswa program Ingeniur yang lama, 5 tahun dan sudah mencakup bachelor dan master. (Sekarang program ini udah ngga ada dan diganti dengan sistem Anglo Saxon, yaitu bachelor 3 tahun dan master 2 tahun).

Selama perjalanan, kami ngobrol tentang kuliah. Satu hal yang mengejutkanku adalah tingginya angka orang yang gagal di Elektro TUE. Bayangkan, dia bilang di angkatannya waktu tahun pertama yang masuk ada 100 orang. Setelah masuk tahun kedua yang tinggal ada 50 orang! 50%-nya gugur. Trus setelah sekarang udah hampir 6 tahun dia kuliah, tinggal sekitar 25 orang yang bertahan, termasuk dia. Wow! Dan satu lagi, dia bilang rasanya ga pernah ada yang selesai tepat 5 tahun. Paling cepat paling 5.5 tahun dan rata2 selesai 6.5 tahun. Ini sekarang tahun keenam dia kuliah.

Mendengar itu aku bilang ke dia, "You are the lucky one still finding yourself here." Trus dia jawab, "I'm not lucky. What it takes to be here and finish successfully is PERSISTENCE." Jawabku, "You have mentioned the most important key to success in nearly everything." Bagiku, percakapan ini mengingatkan aku untuk tidak patah semangat dan terus berjuang, seperti temanku itu. Butuh keberanian besar untuk memulai. Tapi butuh ketekunan besar untuk menyelesaikan dengan baik.

6 hari lagi ujian pertamaku... 6, 5, 4, 3, 2, 1...

Thursday, November 09, 2006

Apakah Anda Anggota DPR Yth yang jalan2 ke luar negeri sambil studi banding pake uang negara?

Tanggapan gua nih buat loe2 pade yang ada di judul....

SHAME ON YOU!!!
SUCKS!
GEBLEK!
GA TAU MALU
AN***G
LIAR, LIAR! (in English)
MUNAFIK
PATHETIC!
... dmbl

Mau kau orang Batak kek, Kristen kek, sama aja, wong kau juga MANUSIA. Malah harusnya makin malu kau...

Ah, sekarang sedikit lebih lega rasanya... Hidup blogger sejagat!

Sunday, November 05, 2006

Buku dan orang (lagi)

Kita bisa kenal orang dari apa buku yang dia suka baca. Karena itu, kita bisa kenal suatu masyarakat dari pola perilaku mereka di toko buku. Nah, dari sini, menurutku masyarakat Indonesia dan Belanda itu beda. Kalo aku ke toko buku di Indonesia seperti Gramedia, bagian yang paling padat selalu bagian komik dan novel. Wah, bahkan orang sampe tahan baca di sana berjam2. Tapi waktu di book fair kemarin, kepadatan di bagian fiksi dan non-fiksi itu sama aja.

Jadi apa yang bisa kusimpulkan di sini? Orang Indonesia kayaknya lebih suka bacaan ringan dan komik daripada orang Belanda. Orang Indonesia lebih kurang minatnya untuk baca buku2 non-fiksi apalagi yang topiknya berat daripada orang Belanda. Apa ini artinya orang Indonesia secara umum kurang berpendidikan daripada orang Belanda, aku pikir ga salah.

Tapi ada satu hal yang bikinku sedih. Satu buku yang ingin aku cari di book fair kemarin adalah Alkitab NIV yang kecil. Tapi setelah aku cari2, tak ada satupun Alkitab di sana. Sementara kitab suci agama lain ada dan cukup mudah ditemukan. Bukan hanya Alkitab. Buku2 Kristen pun sangat jarang. Kalo ada, paling keselip. Tapi coba buku agama lain, New Age, okultisme, evolusi, filsafat, astrologi, shamanisme, tarot, dll, wah melimpah. Bukan hanya melimpah, orang yang baca dan beli buku2 itu juga banyak. Ini membuatku lebih mengenal seperti apa masyarakat Belanda sebenarnya. Sedih ya...

Kesanku ini makin kuat waktu aku bercakap2 sebentar dengan pegawai di book fair itu waktu aku masukin buku2ku ke tas. Pas aku tunjukin buku Beginning Life yang menjelaskan (dengan gambar2 bagus) proses terjadinya manusia sampai lahir, aku bilang aku beli ini karena aku tertarik. I said, '"There must be something or someone who governs all these amazing processes." Trus tahu orang itu jawab apa? Dia bilang, "Oh, I don't believe that. I think tthey are all electrical and chemical process." Nah, betul kan? Lihat betapa orang dibentuk oleh apa yang dibacanya dan masyarakat dimana dia tinggal. Kalo orang ga baca dan percaya Alkitab dan malah baca dan percaya The Origin of Species, yah wajar dia ngomong gitu. Sedihnya, aku yakin orang itu mewakili masyarakat Belanda yang makin jauh dari Tuhan ini.

Yang terdahulu akan jadi terkemudian, yang terkemudian jadi terdahulu.

Buku dan orang

Minggu ini dari tanggal 1 - 5 Nov ada book fair di Eindhoven. Adanya sekali setahun dan bukunya murah2 banget. Bukunya banyak sekali dan tempatnya seperti hangar pesawat! Meski gitu, ga semua buku di toko ada di sana. Aku pergi kesana dua kali, Jumat dan Sabtu dan ketika aku tiba di sana, aku seperti anak kecil yang kegirangan karena baru masuk Disneyland. Yang bikin anak itu makin girang adalah dia punya uang untuk main apa aja. Ya, aku bisa beli buku apapun yang kumau di situ.

Tiap kali aku kesana, aku habiskan 2 jam lebih buat liat2 buku mana yang mau kubeli. Jumat, karena aku belum makan malam, aku agak terburu2 jadi ga sempat explore semuanya. Aku hanya beli 5 buku, total 33 euro. Aku sampe rumah jam 9.30 malam. Sabtu kemarin, aku pergi lagi dan kali ini aku udah makan siang, jadi punya energi cukup. Aku akhirnya pulang ke rumah dengan membawa 15 buku! Total 81 euro.

Menghabiskan uang untuk buku memang bukan hal aneh buatku. Aku memang lagi pengen beli di sini karena memang buku2nya bagus (isi dan bentuknya, masih baru) dan MURAH banget dibandingin kalo aku beli di Indonesia/internet. Selain itu setelah aku ke perpus TUE, aku ga menemukan banyak buku yang menarik buatku. Lagipula, kan beda minjam sama beli hehehe.

Aku merasa kita bisa mengenal seseorang dari apa dia suka baca buku dan kalo ya, buku apa yang dia suka baca. Buku adalah satu hal yang dapat sangat mempengaruhi seseorang dan pengaruh itu akan tampak dari kata2, pikiran dan perbuatannya. Aku memang suka baca, baca buku apa aja yang bagus. Aku pikir ini dimulai karena papa punya perpustakaan kecil di rumah, di ruang keluarga dan sebagian lagi di gudang hehehe. Aku belajar bahwa punya perpustakaan keluarga itu dampaknya besar bagi anak. Suatu saat aku akan bikin perpustakaan di rumahku, buat anak2ku dan teman2 mereka... Memiliki dan membaca buku bagus pasti investasi yang menguntungkan.

Jadi, apa aja buku yang kubeli? Ini dia bacaanku buat setahun ini, sampe book fair tahun depan.

1. Oxford English Minidictionary
2. Oxford Minithesaurus
3. Kirk Cameron & Ray Comfort, The School of Biblical Evangelism
4. Udo Gashoff, Let Me Finish
5. Partha Bose, Alexander The Great's Art o f Strategy
6. Robert Kaplan & Ellen Kaplan, The Art of the Infinite: The Pleasures of Mathematics
7. Dewdney, Beyond Reason: 8 great problems that reveal the limits of science
8. Colin Beard & John Wilson, Experiential Learning
9. Clarke, Dawson & Bredehoft, How Much is Enough?
10. Kaplan, Learning Power
11. David Allyn, I Can't Believe I Just Did That
12. Carl von Clausewitz, On War
13. Stephen Covey, The 8th Habit
14. Stephen Covey, The 7 Habits of Highly Effective People
15. Simon Singh, Big Bang
16. Scott Flansburg, Math Magic: How to master everday math problems
17. Rosabeth Moss Kanter, Confidence
18. Noel Tichy, The Cycle of Leadership
19. Jostein Gardner, Sophie's World
20. Dominic O'Brien, Learn to Remember
21. Len Fisher, How to Dunk a Doughnut?
22. Introducing Psychology: Thinking and Knowing
23. TIME, Great Inventions
24. Geraldine Flanagan, Beginning Life

Wah, sekarang kok jadi 24 yah? Salah hitung...

Friday, November 03, 2006

Refleksi dari alam: relatif dan absolut

Menjelang musim dingin ini, aku perhatikan hal baru yang belum pernah kulihat di Indonesia. Selain suhu makin dingin (sekarang bisa 5 derajat Celcius kalo malam), hari makin cepat gelap. Seperti sekarang aku mengetik di lab ini, waktu masih jam 6.15 tapi di luar udah kayak jam 9 malam gelapnya. Saat waktu tidak bisa ditentukan dari fenomena matahari terbenam dan terbit, saat itulah aku menyadari betapa pentingnya punya jam tangan atau penunjuk waktu lain yang bisa menolong kita melihat sekarang jam berapa. Pernah aku asik kerja di kampus dan terkejut waktu lihat hari tiba2 udah gelap. Eh, pas aku lihat jam dinding, ternyata masih jam 6.

Apa yang kupelajari dari sini? Aku belajar betapa berbahayanya kalau sistem nilai kita itu relatif. Betapa berbahayanya kalau dalam hidup kita ga punya standar kebenaran yang stasioner dan tetap yang dapat dijadikan titik referensi untuk menilai segala sesuatu. Betapa bahayanya ketika hidup kita hanya mengikuti apa kata orang, apa kata zaman, apa yang lagi trend, tanpa pernah mempertanyakannya. Seperti kata G. K. Chesterton, orang yang tidak percaya Allah bukan menjadi orang yang tidak percaya apa2. They will end up believing anything!

Menegangkan

Hari ini adalah hari ke-17 sebelum ujian. Waktu terasa berlalu begitu cepat dan rasanya aku seperti dikejar2 waktu. Akhir blok B ini aku ada EMPAT ujian yang semuanya kuliah teknik dan ada matematikanya. Belum lagi masih ada tugas2 yang harus dikerjakan dan dikumpul dalam dua minggu ini. Wuih, berat... Semoga aku bisa mempersiapkan diri dengan baik.

Nilai 10?

Kemarin aku sama teman lihat nilai satu orang teman dari Indonesia. Dia udah lewati ujian blok A dan dia nunjukin nilainya ke kami. Nilainya 10! Perfect! Aku senang dan bangga punya teman yang bisa dapat nilai ujian 10 di Belanda. Great. Aku sendiri ga pernah mikir bakal dapat nilai setinggi itu. Bagiku yang penting adalah melakukan yang terbaik yang aku bisa. Lagipula, di sini, nilai orang lain tidak ada hubungannya dengan nilaiku karena di sini pake grading system yang absolut, bukan pake statistik. Universitas bukan kayak SMA yang tiap orang ada ranking-nya.

Jadi, think about yourselves and be glad when your friends get good marks. Yet, don't tell your marks to anyone either. Ga ada gunanya. Kalo nilainya jelek dan orang tahu, mereka malah bisa ngejek dan tahu siapa kita. Kalo nilai kita bagus dan kita kasih tahu orang lain, bahayanya sama kita sendiri, yaitu kesombongan. Ini lebih bahaya. So, just keep marks only for yourself.

Kesalahan bodoh

Sore ini aku dan temanku menerima hasil tugas kami yang sudah dinilai dosen. Kali ini nilai kami kurang baik dibandingkan tugas pertama sebelumnya. Setelah kami periksa, ternyata kami membuat dua kesalahan bodoh yang seharusnya tidak terjadi. Kami teledor dan gara2 itu nilai kami berkurang. Sial. Tapi kami sepakat untuk melupakannya. Sepuluh tahun lagi, kalau aku ketemu lagi sama temanku dari Vietnam ini, mungkin kami akan tertawa2 kalau mengingat kejadian ini. Mungkin juga jadi cerita lucu buat anak2ku hahaha.

Saturday, October 28, 2006

5 euro itu

Tadi aku belanja di satu supermarket besar di NL. Waktu aku terima kembalian, aku dapat 5 euro uang kertas dan beberapa uang koin. Memang aku ga cek uangnya dan langsung kumasukin kantong celana sebelum keluar karena aku percaya sama mereka.

Setelah itu aku beli buah di pasar lalu pergi ke satu toko lain. Nah, pas aku mau bayar di toko ini, aku merasa punya cukup uang. Lalu kukeluarkanlah uang 5 euro dari kantongku itu dan aku dapati uang kertas itu ternyata terpotong setengah. Aku sampai cari2 di segala kantongku apa potongan yang lainnya. Si kasir tentu tidak terima uang kaya gini. Aku sampai malu karena ada yang ngantri di belakangku. Aku akhirnya permisi sama si kasir dan kembali ke supermarket tadi untuk bikin perhitungan.

Aku sampai dan komplain sama si kasir di supermarket tempat aku bayar. Dia ga terima dan ngaku dia sudah kasih uang yang lengkap. Cukup alot, lalu dia tanya temannya dan mereka bicara dalam bahasa Belanda. Temannya telpon manajer dan setelah itu bilang kalau mereka tidak bisa berbuat apa2. Aku jawab, "So then, the message I get from you is that you don't trust me. This means you're telling me I just come here wasting my time only to tell you lies, right?" Dia menolak itu. Lalu aku jawab, "OK, but I want to tell you that it is YOUR responsibility to provide your customers money in good shape, not like this!" Dia defensif dan senyum sekali pun tidak. Akhirnya aku bilang ke dia, "Well, today I am losing my trust of you and you may lose one of your customers today" sambil aku langsung keluar.

Marah, kesal... Dasar orang ga mau rugi. Mereka lebih perduli tidak mau kehilangan 5 euro daripada kehilangan pelanggan. Dia pikir aku orang miskin, apa?! Bagiku juga bukan 5 euro itu yang paling penting sehingga aku harus datang lagi ke toko itu. Yang terpenting bagiku adalah HAK-ku sebagai pembeli dan sebagai manusia untuk bertanya dan menyatakan pendapat. Itu tidak ternilai harganya.

Friday, October 27, 2006

Apa tujuan semua ini?

Aku teringat saat aku masih kuliah, aku pulang kampung dari Bandung ke Medan naik kapal dari Tanjung Priuk. Waktu itu, perjalanan jauh dari rumah, aku dapat tiket tanpa tempat (non-seat) sehingga harus tidur entah dimana di kapal selama tiga hari dua malam. Melelahkan. Lebih enak tinggal di rumah di Bandung dan main2. Tapi aku tetap pergi karena aku tahu jelas tujuanku. Tujuan memberi arti kepada perjalanan dan perjalanan memberi wujud kepada tujuan. Sebab apa arti perjalanan tanpa tujuan dan bagaimana tujuan terwujud tanpa perjalanan/usaha?

Saat2 kuliah semakin berat seperti ini, saat2 tenang tengah malam seperti sekarang, aku ingin kembali memaknai perjalananku di tanah asing ini dengan mengingat kembali apa tujuanku ke sini. Untuk apa aku datang ke sini jauh2? Untuk apa aku harus belajar lagi segala matematika yang bikin kepala pusing? Untuk apa aku harus ikuti kuliah yang rumit2 dan sulit2? Untuk apa aku harus bangun pagi2 untuk kuliah dan menghabiskan waktu di perpustakaan buat belajar dan mengerjakan tugas? Kalau semua ini bagiku tak jelas jawabannya, lalu kenapa aku masih di sini?

Bagiku, aku memilih kuliah s2 teknik yang jelas ga mudah ini karena aku dosen dan memang ingin jadi dosen. Aku yakin itu pula yang membuat panitia seleksi beasiswa itu memilihku. Coba kalau aku bekerja untuk perusahaan asing, rasanya aku ga akan terpilih. Kalau aku akhirnya akan bekerja di perusahaan di Indonesia, rasanya aku ga perlu sekolah s2 teknik. Lebih baik waktuku 2 tahun itu kupakai buat ambil MM atau MBA.

Jadi Ritz, kalau kau sudah tahu tujuanmu dengan jelas dan kau memutuskannya dengan pertimbangan matang, seharusnya kau tak perlu lagi mempertanyakan alasan dan tujuan eksistensimu di sini, kecuali mungkin kau mulai lupa lagi. Kau punya alasan kuat kenapa kau melakukan semua ini. Dan untuk tujuan yang kau pilih itu, memang tidak ada jalan lain selain jalan ini.

Sampai jumpa di tujuan dan jangan bingung kalau jumpa persimpangan, ya bung. Kalau pun kau bingung, tanyakan lagi pertanyaan2 tadi. Mereka adalah penasihat2 yang baik. Selamat mencapai tujuan.

Soe Hok Gie dan aku

Malam ini aku rada suntuk nulis tugas. Rasanya inspirasi ga keluar. Akhirnya aku putuskan aku akan nulis besok aja. Kata orang, "everything looks better in the morning." Jadi, malam ini aku putuskan nonton film dan malam ini aku berkenalan lebih dalam dengan Soe Hok Gie.

Aku tulis ini setelah nonton film-nya. Film bagus. Satu yang paling kusuka dari sebuah film adalah skenario-nya. Bagiku, film bagus tidak cukup hanya menghibur. Film bagus seharusnya membuat orang berfikir. Mentransformasi.

Orang juga seperti film. Seorang bisa berumur panjang tapi hidupnya tak punya dampak. Tapi orang bisa mati muda, tapi pengaruhnya tetap terasa atau malah makin kuat ketika dia sudah tidak ada. Gie mati muda, umur 27 tahun, tapi meninggalkan pengaruh kepada banyak orang, termasuk aku. Well, bukankah hidup kita ini juga adalah sebuah film dan kita adalah sutradara sekaligus aktor utamanya? Sebuah film yang mungkin akan kita tonton ulang semuanya saat hari penghakiman terakhir nanti.

Gie, kau mati umur 27. Saat itu kau sebaya denganku dan aku belum mati. Gie, memang yang paling enak itu mati muda, tak perlu bersusah payah jadi manusia. Tapi kalau orang2 hebat sepertimu mati muda semua dan semua orang2 korup mati tua, gimana jadinya dunia ini? Atau mungkin orang2 korup itu mati tua karena Tuhan masih baik memberi mereka perpanjangan waktu untuk bertobat? Entahlah. Yang pasti, hidup hanya sekali dan setelah itu mati.

Kalau aku coba bandingkan diriku dengan kau, aku merasa belum berbuat apa2. Aku memang ga berani menulis seperti kau, meski aku suatu saat ingin mempengaruhi lebih banyak orang lewat tulisanku. Aku ga berani karena menurutku aku belum teruji oleh waktu. Aku bangga dengan orang2 muda hebat sepertimu yang begitu berani menulis. Sebagai sesama teman seperjalanan, aku berharap kita dan semua orang2 muda hebat itu dapat bertahan melalui ujian sang waktu. Sayang, aku tidak bisa lakukan itu sekarang buatmu. Buat apa aku berharap untuk debumu yang terbang bersama angin di Gunung Pangrango? Ketika ujian itu lewat dan waktunya sudah tiba, aku akan menulis. Sebab tulisan juga seperti film. Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mentranformasi, mempengaruhi. Dan tulisan yang kuat lahir dari hati dan pikiran penulis yang menghidupi apa yang ditulisnya. Sebab ia akan menulis apa yang dia hidupi.

Gie, aku hanya seorang dosen kecil yang membantu geliat sebuah perguruan di tanah indah nun jauh di seberang. Seorang Indonesia yang sedang kuliah lagi di negeri yang pasti Ibu Pertiwiku kenal baik, meski pahit. Rasanya aku belum berbuat banyak bagi Indonesia. Aku tidak bisa dan tidak mau bicara banyak karena aku rasa aku belum layak meski setidaknya aku mengabdikan baru sebagian kecil hidupku bagi kemajuan anak2 bangsa sendiri dan belum pernah menyerahkan diriku hanya untuk akhirnya menambah kekayaan para pemegang saham dan pemodal multinasional asing.

Indonesia butuh banyak orang muda sepertimu yang tak peduli apa suku, agama, rasnya, yang mempersembahkan hidup bagi bangsa. Semoga aku salah satu di antaranya. Semoga kami bertahan melalui ujian waktu. Sebab apakah artinya seorang memiliki seluruh dunia ini jika ia kehilangan nyawanya?

Kuatir

Di sini, umumnya nilai tiap kuliah hanya ditentukan di ujian akhir. Tidak ada mid test sejauh ini. Terus di sini sistem penilaian absolut, dari 0 sampe 10. Katanya sih di NL dapat 7 itu udah bagus, dapat 8 susah, apalagi di atas 8, jarang yang bisa.

Tinggal tiga minggu lagi aku ujian. Aku merasa belum siap. Aku merasa masih banyak yang harus kubenahi. Kadang2 muncul rasa kuatir apa aku bisa melalui semester ini dengan baik. Mungkin itu muncul karena baru pertama kali ini aku akan alami ujian di NL. Mungkin juga itu muncul karena aku rasa temen2ku di sini pinter2. Tapi kalo grading system ujiannya absolut dan bukan pakai statistik kelas, aku ga perlu pikirkan itu. Mungkin juga aku kadang kuatir karena aku merasa punya tanggung jawab besar di pundakku. Salah satunya karena aku sekolah bukan dari biaya sendiri tapi dari beasiswa. Intinya, aku memang ga mau gagal dan ingin beri yang aku bisa.

Sekali lagi, aku sadar semua hasil ini ditentukan oleh aku sendiri juga. Tinggal bagaimana aku menggunakan waktu yang masih ada dengan baik. Prioritas dan determinasi kembali menjadi penasihat dan teman sejati.

Ah, kadang ga ada gunanya terlalu mikirin masa depan. Aku harus arahkan diriku kepada saat ini, ya hari ini. Ga papa aku berpikir masa depan, tapi itu cukup dan tinggal kuserahkan sama Tuhan. Yang penting, gimana aku memulai, menjalani dan mengakiri setiap hari dengan memberi yang terbaik yang kubisa. Masa depan akan memikirkan dirinya sendiri dan masa lalu sudah pasti. Kalau orang lain bisa, aku harus bisa juga. Kalau aku sudah bisa lalui UMPTN dan keluar dari Elektro ITB lewat Sabuga, aku harus bisa juga di sini.

Ruangan ICTheek tempat aku menulis ini dan perpustakaan akan menjadi salah satu tempat yang paling berkesan dalam hidupku. Sudah saatnya pulang dan makan malam... O God, help me.

Wednesday, October 25, 2006

Some good quotes on persistence

Satu yang aku sangat suka dan menurutku sangat bermanfaat mengajarku tentang hidup adalah pengalaman orang lain. Itu sebabnya aku suka baca biografi orang hebat dan setidaknya membaca dan mengingat beberapa quote mereka. Bagiku, quote yang baik itu sangat berharga, karena itulah intisari dan kristalisasi pelajaran2 hidup ini dari sesama teman seperjalanan hidup yang telah lebih dulu menjalaninya.

Some good quotes on persistence, especially to me these days :)

Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration.
Thomas Alva Edison

Many of life's failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up.
Thomas Alva Edison

Being busy does not always mean real work. The object of all work is production or accomplishment and to either of these ends there must be forethought, system, planning, intelligence, and honest purpose, as well as perspiration. Seeming to do is not doing.
Thomas Alva Edison

Let me tell you the secret that has led me to my goal: my strength lies solely in my tenacity.
Louis Pasteur

The secret of success is constancy to purpose.
Benjamin Disraeli

Most of the important things in the world have been accomplished by people who have kept on trying when there seemed to be no hope at all.
Dale Carnegie

I know the price of success: dedication, hard work, and an unremitting devotion to the things you want to see happen.
Frank Lloyd Wright

The heights by great men reached and kept were not attained by sudden flight, but they, while their companions slept, were toiling upward in the night.
Henry Wadsworth Longfellow

“What do you first do when you learn to swim? You make mistakes, do you not? And what happens? You make other mistakes, and when you have made all the mistakes you possibly can without drowning - and some of them many times over - what do you find? That you can swim? Well - life is just the same as learning to swim! Do not be afraid of making mistakes, for there is no other way of learning how to live!”
Alfred Adler quotes (Austrian psychiatrist whose influential system of individual psychology introduced the term inferiority feeling, later widely and often inaccurately called inferiority complex, 1870-1937)

“Permanence, perseverance and persistence in spite of all obstacles, discouragement, and impossibilities: It is this, that in all things distinguishes the strong soul from the weak”
Thomas Carlyle (Scottish Historian and Essayist, leading figure in the Victorian era. 1795-1881)

“Persistence is to the character of man as carbon is to steel.”
Napoleon Hill quotes (American author, 1883-1970)

“This is the highest wisdom that I own; freedom and life are earned by those alone who conquer them each day anew.”
Johann Wolfgang von Goethe quotes (German Playwright, Poet, Novelist and Dramatist. 1749-1832)

“When life knocks you down you have two choices- stay down or get up.”
Tom Krause ( motivational speaker, Teacher and Coach, b.1934)

“No great achievement is possible without persistent work.”
Bertrand Russell (English Logician and Philosopher 1872-1970)

Your persistence is your measure of faith in yourself.
Source Unknown

Thoughts mixed with definiteness of purpose, persistence, and a burning desire are powerful things.
Napoleon Hill 1883-1970, American Speaker, Motivational Writer, ''Think and Grow Rich''

Patience, persistence and perspiration make an unbeatable combination for success.
Napoleon Hill 1883-1970, American Speaker, Motivational Writer, ''Think and Grow Rich''

Success is almost totally dependent upon drive and persistence. The extra energy required to make another effort or try another approach is the secret of winning.
Denis Waitley 1933-, American Author, Speaker, Trainer, Peak Performance Expert

Energy and persistence alter all things.
Benjamin Franklin 1706-1790, American Scientist, Publisher, Diplomat

Flaming enthusiasm, backed up by horse sense and persistence, is the quality that most frequently makes for success.
Dale Carnegie 1888-1955, American Author, Trainer

Failure is only postponed success as long as courage ''coaches'' ambition. The habit of persistence is the habit of victory.
Herbert Kaufman

Failure is the path of least persistence
Source Unknown

Defeat may test you; it need not stop you. If at first you don't succeed, try another way. For every obstacle there is a solution. Nothing in the world can take the place of persistence. The greatest mistake is giving up.
Source Unknown

My greatest point is my persistence. I never give up in a match. However down I am, I fight until the last ball. My list of matches shows that I have turned a great many so-called irretrievable defeats into victories.
Bjorn Borg 1956-, Swedish Tennis Player

Permanence, perseverance and persistence in spite of all obstacle s, discouragement s, and impossibilities: It is this, that in all things distinguishes the strong soul from the weak.
Thomas Carlyle 1795-1881, Scottish Philosopher, Author

If I had to select one quality, one personal characteristic that I regard as being most highly correlated with success, whatever the field, I would pick the trait of persistence. Determination. The will to endure to the end, to get knocked down seventy times and get up off the floor saying, ''Here comes number seventy-one!''
Richard M. DeVos 1926-, American Businessman, Co-founder of Amway Corp.

Persistence

Dari tujuh mata kuliah yang kuambil dua blok ini, ada satu yang paling aku ga ngerti. Diktatnya susah dibaca, penuh dengan notasi matematik yang kurang penjelasan kenapa bisa gitu. Contoh soal juga kurang, padahal manusia paling mudah belajar dari contoh. Dosen yang ngajar juga membosankan. Suara monoton dan emphasis kurang banget tentang mana yang paling pokok dari materi kuliah dan mana yang merupakan turunan. Dosen juga ga ngasih gambaran aplikasinya ini nanti gimana, atau contoh real penggunaannya supaya kita ngerti tujuannya belajar ini apa biar semangat. Lengkap deh pokoknya, kecuali satu: dosen kasih soft copy soal2 ujian tahun2 lalu, tapi solusinya ga ada hehe. Sama aja, wong soalnya aja susah2 dan mengerikan: satu ujian ada 9 soal (dengan anak2nya, a, b, c, ...) dan waktu mengerjakan cuma TIGA JAM! Tantangannya adalah ini kuliah WAJIB buatku heheh.

Meski begitu, aku jadi ingat sama kata2ku sendiri sama mahasiswaku di Del dulu. Aku bilang, "kalian ga bisa ngubah cara dosen kalian ngajar, kalian bisa aja malas2an, tapi satu yang pasti kalau itu kuliah wajib buat kalian so suka atau tidak kalian akan ujian untuk lulus. So, terima aja kondisinya, diri kalian sendirilah yang kalian atur, never blame others." Well, it is speaking to me now. Aku setuju sih kalau peran dosen besar dalam proses belajar di kelas, tapi faktor yang paling menentukan adalah mahasiswanya sendiri. Aku bisa bilang gitu juga dari pengalamanku selama di Bandung dulu hehehe. Dari sekian dosen yang mengajarku dulu di departemen, kayaknya cuma ada TIGA orang yang aku hormati dedikasi dan kepeduliannya sama kualitas pengajaran. My apologies to all my professors, but please accept that true sincere words from your one former student. By doing that, you even have burned in me a desire to be a lecturer and showed you that I can do BETTER than you (selain yang tiga itu).

Ayo Ritz, kau telah memilih untuk tiba di "pulau" TUE dan membakar "kapal" untuk pulang. Tak ada jalan lain selain maju terus, apa pun ceritanya, kecuali kau mau buktikan sama dunia bahwa ternyata kau hanya seorang berjiwa kecil dan pengecut, yang tak mau membayar harga untuk kebesaran dan kemuliaan hidup. Kapal untuk pulang akan datang dua tahun lagi. Pastikan saat itu kau kembali ke pantai tempat kau datang dengan kemenangan manis di tanganmu. Saat itu, segala kerja keras dan perjuanganmu akan sirna oleh nikmatnya mencapai tujuan. Bersama-Ku, tak ada yang perlu kau takutkan.

Seperti kata2 yang kutulis di halaman depan buku tugas akhirku dulu:

“Nothing in this world can take the place of persistence. Talent will not; nothing is more common than unsuccessful people with talent. Genius will not; unrewarded genius is almost a proverb. Education will not; the world is full of educated derelicts. Persistence and determination alone are omnipotent.”
Calvin Coolidge (American 30th President of the United States, 1872-1933)

Friday, October 20, 2006

Spacebox

Di NL ini susah cari akomodasi. Jadi pas diterima di TUE, mereka nawarin apa aku mau pake service mereka cariin akomodasi buatku. Ini servis standar buat semua mahasiswa internasional, tapi ga semua univ di NL punya servis ini. Susahnya adalah ini kaya blind date, aku ga bisa lihat tempatnya gimana sebelum deal. Trus kalo deal, kontraknya langsung untuk setahun.

Mereka tawarkan student house atau spacebox. Kalo student house, aku punya kamar privat, tapi kamar mandi atau dapur sharing sama yang lain. Kalo spacebox bener2 private, kamar mandi dan dapur juga privat, di dalam kamar, cuma cukup mahal. Aku terima offer mereka dan aku pilih student house. Anehnya, akhirnya aku dapat spacebox dan terpaksa aku terima, daripada datang ke NL dan ga ada tempat tinggal. Tapi setelah sampe di sini dan lihat spacebox itu kaya apa, aku merasa cukup beruntung karena lokasi dalam kampus, meski menurutku terlalu mewah buatku. Jatuh juga nyampe ke kampus. Banyak temen mahasiswa master internasional pesan spacebox tapi malah dapet student house. So I am minority hehe. Katanya sih aku akan makin bersyukur tinggal di spacebox pas winter datang hehehe. Yah, nikmati sajalah berkat Tuhan ini, a little luxury in life paid by someone else.

Some photos of my spacebox...





Take a look at my palace...



My mailbox, literally...



Spacebox from space (thanks Google Earth!)



Kurusan

Beberapa hari yang lalu aku ketemu teman, si Wanda, dosen Petra, sama master's student 2006. Trus pas kami ngobrol, tiba2 dia bilang, "Hei Ritz, kau kurusan yah." Kata2nya terngiang di telingaku selama jalan pulang ke rumah. Memang, kayaknya aku kurusan dibandingkan pas aku berangkat Agustus lalu. Ga tahu turun berapa kilo.

Kenapa kurus? Well, menurutku belajar itu butuh energi banyak. Aku juga usahakan ga makan kebanyakan seperti biasa dulu pas di Bandung (waktu itu di sana nasi gratis hehe). Kadang2 kuperhatikan, kalo lapar bodo kalo kekenyangan bodo. Kalo lapar, susah belajar, kalo kekenyangan susah belajar juga karena asupan oksigen ke otak kurang gara2 dipake buat bakar makanan di perut.

Ga papa lah kurusan, asal jangan keterusan. Yang penting ga sakit.

Friday, October 13, 2006

Quotes from William Barclay: John 4:31–34

THE MOST SATISFYING FOOD

John 4:31–34

The great keynote of Jesus’s life is submission to the will of God. His uniqueness lies in the very fact that he was the only person who ever was or who ever will be perfectly obedient to God’s will. It can be truly said that Jesus is the only person in all the world who never did what he liked but always what God liked.

It is his great desire that we should be as he was.
(i) To do the will of God is the only way to peace. There can be no peace when we are at variance with the king of the universe.
(ii) To do the will of God is the only way to happiness. There can be no happiness when we set our human ignorance against the divine wisdom of God.
(iii) To do the will of God is the only way to power. When we go our own way, we have nothing to call on but our own power, and therefore collapse is inevitable. When we go God’s way, we go in his power, and therefore victory is secure.

Barclay, William, Daily Study Bible Series: The Gospel of John - Volume 1 Chapters 1-7 (Revised Edition), (Louisville, KY: Westminster John Knox Press) 2000, c1975.

Sunday, October 08, 2006

Nonton konser Hillsong

Salah satu jawaban Tuhan bagi doaku adalah aku akhirnya menemukan gereja dan tempat bersekutu yang sehat dan baik. Aku dibawa teman pada hari Minggu pertama aku di Belanda. Bahkan tidak hanya menemukan tempat bersekutu, aku juga udah ikut cell group pada hari Minggu itu. Aku senang dengan teman2 gereja dan cell group-ku. Aku belajar banyak dari mereka. Bagiku ini semua kebaikan Tuhan bagiku karena aku ga bisa bayang gimana bisa bertumbuh di negeri seperti ini tanpa persekutuan yang baik. Oya, website gerejaku ada di sini.

Hari Sabtu kemarin (07/10), cell group kami bikin acara kebersamaan dengan bareng2 nonton konser Hillsong dengan Darlene Zschech di Arnhem. Yang ikut ada sebelas, ada juga yang bukan anggota cell group. Kami jalan2 bareng di Arnhem, makan Chinese foot buffet sampe kenyang, dan nonton konser. Well, that day is history karena baru kali itu aku nonton konser kaya gitu.

Hari itu aku belajar sesuatu tentang worship. Menyanyi hanyalah satu bentuk dari menyembah Allah. Dan cara orang menyanyi dan merespon kepada praise and worship beda2. It's personal and individual. Aku lihat banyak yang angkat tangan, menari, bahkan lompat2. Aku memang ga biasa lompat2 atau menari atau angkat tangan. Bagiku, aku lebih melihat dan meresapi lirik lagu daripada melodi dan musiknya. Aku ingin melibatkan seluruh akal budi dan perasaanku. Aku sih ga masalah sama cara orang seperti apa karena cara orang itu urusan pribadi. Ga masalah bagiku juga karena orang kan menyembah Tuhan, bukan manusia. Apakah aku ga angkat tangan? Ya, aku angkat tangan juga sekali, ketika memang aku tahu kenapa aku harus angkat tangan saat itu. Yang pasti bukan karena orang lain di sekitarku angkat tangan.

Yang kusesalkan adalah sikap sebagian penonton yang malah ngobrol2, main2 dan bukannya serius terlibat dalam praise and worship. Yah, ini juga terserah mereka. Orang bisa datang dengan tujuan macam2. Mungkin sebagian mereka bingung gimana cara buat ngabisin uangnya. Atau orang datang cuma buat have fun atau buat lihat artisnya. Lha kalo aku, kenapa aku datang? Aku datang kesana memang karena tujuanku yang utama bukan konsernya itu sendiri, tapi buat kebersamaan dengan temen2. Tujuan lainnya yah pengen liat juga Hillsong itu gimana sih, trus aku mo testing foto-foto sana sini sama kamera SLR Canon-ku. Sayang aku ga bisa datang lebih dekat buat motret...


Darlene Zschech and Hillsong in action



Some of my friends

Friday, October 06, 2006

well done

Waktu masuk kelas sore tadi, ternyata tugas yang minggu lalu dikumpul sudah selesai dinilai dosen dan akan dikembalikan ke kami saat itu juga. Terus terang, aku agak gelisah waktu akan terima kerjaan kami (aku dan temanku) dan lihat nilainya akan dapat berapa. Aku ga tahu, hanya bisa duga2 aja. Yang kutahu, kami sudah kerjakan semaksimal mungkin dan itulah yang terbaik yang bisa kami berikan.

Akhirnya datanglah sang dosen ke meja kami. Dia tanya namaku siapa. Kujawab, "Panggabean, Sir." "So this is your work, WELL DONE", kata si dosen sambil tersenyum dan menyerahkan tugas kami dengan nilai kami tertulis jelas di sana. Aku ga nyangka nilai pertamaku di Belanda ini ternyata jauh lebih baik dari yang kuharapkan. Bagiku, ini semua karena Tuhan, sumber hikmat dan kekuatan. Yang pasti ini menjadi pemacu semangat dan awal yang baik bagiku. Tugasku tak perlu pikirin nilaiku bakal berapa. Tugasku adalah memastikan aku ngerti kuliahnya dan mengerjakan segala tugas sebaik yang kubisa. Nilai urusan dosen dan Tuhan.

Waktu kurenungkan kata2 dosenku itu, aku jadi kepikiran mencoba membayangkan gimana rasanya kalau aku akhirnya berdiri di depan Tuhan Yesus dan Dia berkata "Well done, good and faithful servant." Waktu itu, di hadapan-Nya, tidak ada hal materi yang akan kita bawa dari dunia ini. Uang, rumah, mobil, anything you can name, semua binasa dan tak ada lagi. Rasanya, waktu itu, tak ada yang lebih menggetarkan hati kita kecuali apa ucapan Tuhan buat kita. Ucapannya menentukan dimana kita harus jalani kekekalan yang tak terbatas: "sharing the master's happiness" atau "in the darkness, where there will be weeping and gnashing of teeth."

"Well done, good and faithful servant."

Thursday, October 05, 2006

Mark Foley dan integritas

Selama hampir dua minggu ini aku nonton CNN dari TV kecil di kamarku, satu berita yang lagi heboh di Amrik sana adalah tentang anggota kongres Amerika namanya Mark Foley yang ketahuan melakukan tindak kejahatan kriminal seksual sama remaja yang kerja di Capitol Hill. Jadi dia chatting sama remaja2 ini, dan isinya gak pantas. Semua terbongkar gara2 satu anak remaja ksaih tahu sama pihak berwenang. Mark Foley akhirnya mengundurkan diri dan karirnya yang gemilang sebagai politisi hancur dalam sekejap. Sekarang kasus ini sedang diselidiki. Terakhir, pengacara Foley bilang bahwa kliennya adalah gay dan pernah di-abused sexually sama clergyman waktu remaja!

Menonton cerita hancurnya hidup seseorang karena hal kecil ini membuatku berpikir tentang integritas. Aku yakin bahwa aku bukan orang yang sungguh punya otoritas kalo bicara tentang topik ini. Aku masih terus berbenah dan itu semua hanya bisa karena Tuhan yang menolong.

Apa itu integritas? Bagiku definisi sederhana tapi lengkap datang dari bagian syair satu lagu rohani yang kudengar sekitar tahun 2003. Aku lupa judulnya tapi bait ini aku tak kan lupa:

May we be a people, a people of integrity
being who we say we are and doing what we say

Kadang orang jatuh bukan karena batu besar, tapi oleh batu kecil.

Membangun dan memelihara reputasi butuh seumur hidup.
Menghancurkannya bisa sekejap mata.

May God help us all.

Eric Weisstein, Creator of MathWorld

MathWorld mungkin adalah referensi online terbaik untuk matematika. Orang hebat yang ada di balik karya hebat ini adalah Eric Weisstein. Aku tertarik mengenal lebih baik orang hebat ini lewat websitenya. Yang ingin kutulis di sini adalah bahwa di balik the making of a great person, ada orang2 yang mungkin dianggap biasa atau kurang hebat darinya. Tapi tanpa mereka, mungkin tak akan ada orang hebat seperti Eric Weisstein.

Bagaimana aku bisa tahu? Aku kutip bagian di bawah ini dari bagian acknowledgement pada disertasinya di Caltech saat dia umur 27.

"First and foremost, thanks to my parents. Although you may not have shared in my fondness for math and science, you have supported me in everything I have done. Thanks for all the trips to science museums (when I'm sure you would have much rather been somewhere else), for allowing me the freedom to choose my own direction while at the same time providing just the right amount of guidance, and for instilling in me a love of learning. You spared no effort to provide me with the best education possible, and for that I am eternally grateful."

"To Martin Burkhead of the astronomy department at Indiana University, who agreed to let a lowly high school student take his introductory astronomy course, thanks for your engaging teaching style, cheerfulness and, above all, enthusiasm. Just look where Astro 110 has taken me!"

Dari sekian banyak orang yang telah memberi pengaruh, aku tertarik dengan dua kelompok ini: ORANGTUA dan GURU (termasuk dosen). Kenapa? Yah, satu karena aku pernah dan ingin jadi yang kedua dan juga ingin jadi yang pertama, ga tahu kapan. Kedua, karena minimal tiap orang kemungkinan suatu saat jadi orangtua. See, you and I may not be the most influential persons in the world, but you and I CAN and SHOULD be the MOST INFLUENTIAL person in the worlds of some people God deliberately bring to us: children, students, friends.

If I can see further than anyone else, it is only because I am standing on the shoulders of giants.
-Sir Isaac Newton

tentang nulis, baca dan nanggapi email

kembali lagi aku melakukannya. aku memutuskan mengakhiri ikut diskusi untuk satu topik di satu milis. aku ga tahu apa orang lain tahu hal ini, tapi selama ini aku belajar untuk membangun prinsipku sendiri saat menulis, membaca dan menanggapi email.

- email adalah bentuk komunikasi tertulis dan nonverbal. karenanya email sangat rentan dengan kesalahpahaman. karena komunikasi tujuannya supaya pesan yang ada di kepala kita itu juga yang sampai di pembaca, so menulis email perlu usaha ekstra. seperti halnya menulis apa pun, menulis email perlu editing beberapa kali sebelum dikirim apa memang pesan kita jelas lewat apa yang kita tulis. bagiku kadang ini butuh waktu banyak hanya untuk satu email. trus, permudah pembaca memahami dengan paragrafing dan pemilihan kata yang tidak ambigu. aku merasa email yang ga ditulis dengan hati2 yang bikin diskusi jadi panjang.

- kalo nanggapi email orang lain, biasanya aku baca beberapa kali email orang tersebut sebelum kubalas. tujuannya ya supaya aku bener2 nangkap maksudnya apa dari yang dia tulis dan ga salah paham. dengan itu, aku bisa nulis dengan tepat sasaran, sambil merujuk kepada yang dia tulis. inilah yang bikin aku cukup lama untuk nulis email buat kasih tanggapan. inilah yang bikin ku kadang jadi jengkel: tidak sedikit orang yang nanggapi email orang tapi salah paham. ini melahirkan klarifikasi dan diskusi panjang, hanya karena salah paham. kalo udah kayak gini, biasanya aku udah malas aja nanggapi. lebih baik stop aja deh. kalo aku serius mencoba mengerti maksud emailnya, ya wajar dong aku minta orang itu juga baca baik2 postingku. trus, kalo aku bilang dia salah paham, ntar pesannya aku ngajarin lagi dan kesannya dia jadi seperti orang bodoh. ah, ngapain. udah bisa bikin orang berdosa, habis waktu lagi. so, stop aja deh. semoga ybs nangkap maksudnya apa.

- yang terakhir (untuk kali ini), pastikan kita punya tesis dan argumen yang kuat kalo mo posting atau kasi tanggapan. trus kemasan penting. yah, kalimat boleh to the point, tegas, jelas, tapi tetap hormat dan ga kasar. atau bisa aja kalimatnya menusuk sebenernya, tapi dikemas dengan cara yang ringan dan lucu. mungkin istilahnya ironis atau satir, gitu.

kira2 itulah yang kucoba latih tiap kali menulis email. karena itulah aku salut banget sama mereka yang sering nulis artikel / posting panjang dan bagus di milis. aku perlu banyak belajar dari mereka. so, pastikan kita punya cukup waktu buat nulis email yang baik, kecuali kita mo cari masalah dan memulai debat kusir. nee...

Monday, October 02, 2006

kalo dosen kuliah lagi

pengalamanku berdiri di depan mahasiswa dan mengajar sebelum kuliah lagi dan keinginanku untuk kembali jadi dosen ternyata punya pengaruh pas aku di sini. satu hal yang biasanya kulakukan setiap kali aku ikut kuliah adalah aku memperhatikan cara dosennya ngajar. aku belajar banyak tentang cara dan gaya ngajar, ada yang baik dan ada yang kurang. aku coba tulis yang baiknya dan yang kurang baiknya untuk sementara nanti aja dulu, hehe.

hal-hal baik yang kupelajari dari dosen2 di sini sejauh ini:
- hampir selalu tepat waktu. sejauh ini sih mahasiswa yang telat dibiarin masuk, meski ga ada yang keterlaluan telatnya. belum ada yang kasih maksimal telat.
- kuliah di sini per sesi 45 menit, trus break 15 menit. mereka hampir selalu ingat break dan menurutku break penting buat menyegarkan pikiran buat sesi berikutnya. selama break, dosen dan mahasiswa boleh keluar dan istirahat.
- umumnya mereka mempersiapkan kuliah dengan baik. ini kelihatan dari slide, silabus, kemampuan si dosen ngejelasin dan pas ngejawab pertanyaan.
- ini yang sip. mereka siap melayani pertanyaan mahasiswa waktu kuliah dan setelah kuliah. pernah dosen melayani pertanyaan kami selesai kuliah selama satu jam.
- dosen ga memaksakan pendapat. mahasiswa boleh aja ga setuju asal punya argumen kuat. kadang2 terjadi diskusi atau mirip kaya debat di kelas antara dosen-mahasiswa, tapi ya itu wajar.

selain gaya dan cara ngajar, aku sering perhatiin gimana caranya ngajar dalam bahasa inggris yang baik, apalagi kalo udah harus ngejelasin persamaan dan notasi2 matematika yang banyak. ga mudah kalo dicoba memang, tapi kalo ga mo jadi mediocre, ya harus bisa.

mens agitat molem

sudah seminggu ini aku mencari2 ide buat dijadiin topik report sama presentasi kuliah sebagai tugas. aku merasakan ternyata ga gampang menemukan ide yang tepat, yang pas. kemarin malam aku putuskan satu ide dari sekian alternatif. tapi, sepanjang pagi sampai sekarang aku pertimbangkan lagi, sambil browsing internet buat cari inspirasi. akhirnya, baru aja aku menemukan ide yang menurutku paling pas dan tepat.

ide itu unik. dia bisa datang di saat2 yang ga kita duga. Newton dapat ide tentang gravitasi waktu dia duduk santai dan melihat apel jatuh. Archimedes dapat ide tentang massa jenis waktu sedang berendam di bathtub. Feynman menemukan ide yang menjadi awal nanoteknologi waktu dia makan di kantin dan melihat orang melemparkan tempat makan. tapi ada satu yang sama dari ketiganya dan semua orang yang menemukan ide di saat yang tak terduga. mereka sedang berpikir, ya berpikir tentang masalah yang dihadapi. berpikir dengan melihat apa yang terjadi, berpikir dengan pikiran terbuka. ide inilah yang kemudian menjadi motor dan energi untuk tubuh ini bergerak untuk mewujudkan ide itu. seperti mottonya TU Eindhoven: MENS AGITAT MOLEM, The mind moves the matter.

baik, sekarang saatnya bekerja dan menulis (ulang) tugasku, hehehe.

Saturday, September 30, 2006

belanja dan masak

kata orang, selalu ada kali pertama untuk segala sesuatu. itu terjadi samaku di belanda ini, yaitu belanja dan masak. selama ini, aku selalu ga tertarik sama yang namanya belanja ke pasar apalagi masak. aku memang jago menikmati hasil karya orang lain, maksudku makan, terutama masakan mama yang bagiku paling enak di dunia.

tapi sekarang aku harus melakukan semua sendiri. kalo ga aku ga makan. kalo ga makan, ya tahu sendiri kan. jadilah aku ke pasar dan belanja dan masak. pelan2 aku mulai melihat sebenarnya belanja itu asik juga. liat2 barang, liat2 harganya (hehe, maklum mahasiswa lagi), trus beli yang aku suka. there's a sense of freedom in it. gitu juga sama masak. mo masak apa, terserah. tinggal beli, trus coba. gagal, ya makan sendiri hehe.

apa yang kupelajari dari sini? kadang2 kita jadi orang merasa aman dengan apa yang biasa kita lakukan. butuh usaha dan kemauan untuk keluar dari comfort zone dan mencoba hal2 baru. ibarat elektron yang butuh energi aktivasi kalo mau pindah ke level energi yang lebih tinggi. ibarat hukum Newton bahwa benda (dan manusia juga!) punya sifat inersia, mempertahankan kondisinya sekarang.

selain itu, masih tentang perubahan, kita akan lebih mudah menyukai sesuatu ketika kita bisa melihat keindahan dan kebaikan dari sesuatu itu. try to see the positive sides. ini akan menolong kita untuk lebih mudah berubah dan mempertahankan kondisi baru jika memang itu lebih baik.

terakhir, pressure to survive adalah guru yang baik. itu akan membuat siapapun akan berani keluar dari daerah nyamannya dan melakukan apa saja untuk survive. apa hal dasar yang memaksa saya untuk pergi keluar buat belanja dan masak? ya, supaya saya hidup. apa yang bikin mahasiswa bisa begadang belajar dan ngerjai tugas? ya, karena ada ujian dan deadline. ya, supaya lulus.

ga mudah ya jadi manusia...

laptop dan bad habit

satu hal yang bikin aku milih kuliah di TUE adalah karena program laptopnya. untuk laptop yang canggih (spek lihat di sini) , mahasiswa cuma bayar 1000 euro sampai dia lulus dan bisa nyicil per bulan tanpa bunga. selebihnya TUE yang nanggung. memang ini mendukung banget sama proses belajar dan mengajar di sini, apalagi ditambah akses internet cable dan wireless yang oke di kampus. cuma ada yang bikinku ga enak.

sampai minggu ini, sejumlah mahasiswa internasional dari satu negara tertentu selalu membawa laptop mereka ke kelas pas kuliah. waktu dosen lagi ngajar, menurutku mereka berani sekali membuka laptop mereka dan ngerjain entah apa dengannya yang pasti ga ada hubungannya sama kuliah waktu itu. mereka sering browsing, liat2 foto, ada yang download, bahkan ga jarang chatting! gila.

nah, yang paling bikinku kesel itu apa? mereka hampir selalu duduk di baris paling depan! apa yang mereka lakukan di kelas itu sangat menggangguku. karena itu ga appropriate dan karena screen laptop mereka. ah entahlah. dalam hal ini, satu prinsip ini tepat. ada saatnya kita mikirin orang lain, ada saatnya mikirin diri sendiri dan ga usang pusing sama orang bikin apa. this time is for the latter. kalo mo ngaco, ya ngaco aja sendiri, ga usah ngajak2 orang lain.

jauh lebih dalam dari yang kukira

selama hampir dua minggu ini aku coba pelajari Injil Yohanes dari awal sambil belajar dari Barclay's commentary. satu hal yang langsung terasa buatku adalah betapa masih kurangnya pemahamanku selama ini. aku juga belajar betapa kaya dan dalamnya firman Tuhan itu. seperti kata seseorang yang pernah kubaca, Alkitab itu cukup dangkal bagi seorang bayi untuk berendam dan berenang di dalamnya, tapi terlalu dalam untuk seorang doktor untuk mencapai dasarnya. semoga pemahaman melangkah ke luar menjadi penerapan sehari2.

pelajaran dari minggu keempat

aku bersyukur aku bisa melewati minggu keempat dengan baik. semua tugas kuselesaikan dengan sebaik yang aku bisa dan aku ga ada rasa menyesal kurang baik melakukannya. semua kuliah kuikuti dengan semangat (atau ada juga yang disemangat2in hehe). kalau bukan karena Tuhan, minggu keempat ini akan lebih berat rasanya bagiku.

apa yang kupelajari minggu ini? ada beberapa. satu, aku diingatkan akan satu prinsip alkitabiah yang penting itu: WALK ANOTHER MILE. beri lebih dari yang diminta. minggu ini aku coba lakukan ketika mengerjakan satu tugas yang kukerjakan dengan temanku orang vietnam itu. ada satu soal yang optional, boleh dikerjakan boleh juga tidak. kami berusaha mengerjakannya dan berhasil. kemudian, kami mengetik semua solusi tugas kami di word processor. kami merepotkan diri kami dengan mengetikkan notasi matematik yang banyak. kata mahasiswa orang belanda, tugas boleh aja ditulis tangan dan dikumpul. tapi kami berusaha melakukan apa yang terbaik yang bisa kami kerjakan. kami puas dapat mengumpulkan pekerjaan kami tanpa rasa bersalah karena gagal memberi yang terbaik. walk another mile. semoga kami tetap setia dengan prinsip ini.

yang kedua, gembira dan semangat. dalam pembicaraan pas break dengan teman2, kami sampai pada point bahwa kuliah akan paling menyenangkan kalau kami suka materinya, suka dosennya, dan tahu jelas ini bakal berguna banget buat fase studi berikutnya. tapi itu ideal. jadi gimana tetap semangat kalo tidak ideal? yah, kalo dosennya cara ngajarnya ga kita suka ya ga bisa diapa2in. kalo materi ga suka, mungkin itu karena belum ngerti. kalo ga tahu kuliah ini ntar gunanya apa, ya think postively aja. suatu saat itu pasti berguna, somewhere, somehow. kualitas atau performance berbanding lurus dengan kegembiraan.

yang ketiga, BALANCE. tiga malam yang lalu, tetanggaku orang Greek mengundang kami para spaceboxers untuk datang ke kamarnya, to celebrate his birthday, jam 9 malam. waktu itu pas aku lagi ngerjain tugas sampai 9.30 aku baru sadar undangan temanku ini karena udah mulai ribut di luar. ada godaan dalam diriku untuk aku ga usah keluar, cukup berdiam diri di kamarku yang nyaman dan melakukan apa yang kumau. tapi aku akhirnya keluar, coming out of the room (not the closet hehe) and join the standing party. i had a very good time, knowing new people which are also my heighbors, from other countries., instead of free drinks and cookies. well, tugas bisa ditunda, aku bisa kurangi jam tidur tapi ulang tahun teman hanya saat itu kan?

Sunday, September 24, 2006

agenda utama dan pertama

salah satu kebiasaan baik orang di belanda adalah biasanya mereka punya agenda yang mencatat seluruh appointment dan rencana mereka. hampir semua orang rata2 punya agenda dan itu termasuk juga grad student, apalagi. tapi apakah agenda utama dan pertama bagi a christian grad student? karena grad student itu adalah seorang kristen, maka pertanyaannya jadi: apakah agenda utama dan pertama bagi seorang kristen?

jawabannya adalah mempersiapkan waktu yang cukup di pagi hari untuk menikmati persekutuan dengan Tuhan, being recharged, dengan menikmati firman-Nya dan berkomunikasi dengan-Nya melalui doa. ini sangat fundamental dan inilah yang juga seharusnya diajar di sekolah minggu, PSK (persekutuan siswa kristen), PMK (persekutuan mahasiswa kristen), alumni, dll.

aku merasakan banget gimana bedanya hari ketika aku memulai hari dengan agenda ini dan hari ketika aku gagal melakukannya. kembali aku diingatkan sama hukum yang kubuat sendiri selama dua tahun aku kerja jadi dosen bahwa "NILAI DARI SESUATU BERBANDING LURUS DENGAN USAHA YANG DIKELUARKAN UNTUK MERAIHNYA." yang sebaliknya berarti sama yaitu "USAHA YANG DIKELUARKAN UNTUK MERAIH SESUATU BERBANDING LURUS DENGAN NILAINYA."

komik tentang grad student

beberapa hari lalu, aku ketermu satu website yang lucu. isinya komik2 tentang kehidupan grad student. meski konteksnya di Stanford University dan di US, tapi tetap aja mengena. beberapa kali aku bahkan seperti melihat diriku ada di dalamnya hehe. coba deh kunjungi http://www.phdcomics.com dan semoga terhibur...

a good teammate

kami dapat assignment 1 minggu kemarin dan itu harus dikerjakan berdua. tiap orang harus cari partner. jadilah aku mikir siapa temanku, karena aku satu2nya orang Indonesia di kelas. akhirnya aku satu kelompok dengan teman dari Vietnam yang duduk di sebelahku.

aku senang bekerja sama temanku ini karena dia serius bekerja (bukan berarti aku ga serius ya...). aku juga senang sama suasana diskusi yang terjadi kalo kami kerja. ga jarang kami berdebat dan kami tetap baik2 aja. kami juga sering tertawa selama kerja. juga kami bisa membagi tugas, mana yang aku kerjakan dan mana bagian dia. kayanya sih, progress kami relatif cepat, hehehe. satu yang kusyukuri selain itu, aku berlatih ngomong bahasa inggris terutama buat ngejelasin notasi2 matematika yang ternyata ga mudah.

menemukan partner yang tepat dalam bekerja menurutku penting banget. karena kita bakal habiskan cukup banyak waktu bareng buat kerja. karena nilai kita juga ditentukan sama kerja masing2. karena kerja harus nyaman, jadi anggota tim harus klop. gitu.

1st enemy of grad student: PROCRASTINATION

procrastinate: to delay doing sth that you should do, usually because you do not want to do it. (Oxford Advanced Genie)

anehnya londo (1)

dua hari lalu pas aku kuliah, banyak mahasiswa yang ingin bertanya. dosennya akan datang ke meja mahasiswa yang nanya. nah, waktu dosennya lagi di meja penanya no 1, ada mahasiswa belanda yang kayanya pengen banget supaya dosennya segera datang ke mejanya setelah selesai dari penanya 1. trus apa yang dia lakukan? dia angkat tangan kirinya terus kira2 selama 15 menit dan tangan kanannya 15 menit berikutnya! aku perhatikan sikapnya karena aku duduk di belakangnya.

sialnya, seorang mahasiswa dari china datang gabung ke meja mahasiswa penanya 1 dimana dosen masih menerangkan. dia kayanya ga peduli sama ada mahasiswa yang udah 30 menit angkat tangan sebagai tanda antri. trus pas dosennya selesai dari penanya 1, eh si china ini langsung aja nanya ke dosennya itu dan dosennya melayani. jadi deh si londo angkat tangan terus 15 menit lagi hehehe.

yang aku ga abis pikir, kenapa juga harus angkat tangan terus? apa ga ada kerjaan lain? memang dia akhirnya jadi susah ngerjain yang lain, wong gimana caranya sambil angkat tangan. trus aku? ya, aku juga nanya dua kali sama dosennya, tapi setelah tidak ada lagi yang nanya, setelah semua puas. dasar londo, londo ....

Friday, September 15, 2006

fokus, fokus, fokus

ini minggu kedua aku kuliah. bebannya udah mulai terasa. aku berencana ambil 8 mata kuliah, itu hanya untuk 10 minggu! berat memang, tapi semua harus dijalani.

kalo aku ditanya pelajaran paling penting apa yang kudapat setelah minggu kedua ini, maka jawabku adalah kemampuan dan kesetiaan untuk FOKUS. aku merasa masih kurang dalam hal ini. fokus di sini maksudnya adalah semangat GETTING THINGS DONE, ONE AT A TIME. semangat berkonsentrasi memulai dan menyelesaikan, meski harus melawan rasa bosan. semangat untuk tidak menunda2. semua itu arti fokus yang kuperlu jiwai.

semoga minggu depan aku jadi orang yang makin fokus, tahu proritas dan membuatnya dalam perencanaan, dan yang terpenting getting them DONE WELL. Tuhan, tolong saya.

kemana orang Indonesia-nya ya?

dari seluruh international master student tahun ini, mahasiswa dari China yang terbanyak. kalo ga salah hampir 20 orang. aku pikir, ya wajarlah. China kan penduduknya paling banyak di dunia. kontingen terbanyak kedua dari India, sekitar 15 orang. lagi2 aku pikir, yah itu wajar. mereka terbanyak kedua di dunia. negara terbanyak penduduknya no 3 dan 4 setahuku Rusia sama US. tapi karena mereka agak jarang studi ke Eropa, jadi bisa di-skip. Indonesia negara terbanyak penduduknya no 5. tapi apakah mahasiswa Indonesia yang terbanyak no 3 di program master TUE tahun ini?

TIDAK. yang terbanyak ketiga datang dari TURKI. mereka ada sekitar 10 orang! Indonesia sendiri wakilnya cuma ada 4. empat. waktu aku merenungkan ini, aku jadi sedih. hampir semua mahasiswa master internasional di TUE bisa kuliah karena dapat beasiswa TUE untuk 50 orang per tahun. yang bikin aku sedih, kenapa jumlah mahasiswa Indonesia yang dapat beasiswa itu cuma 2? seberapa banyak sebenarnya anak Indonesia yang tahu ada beasiswa ini dan apply? dugaanku, sedikit banget. lalu kenapa anak2 dari China dan India itu bisa tahu dan apply? ini pertanyaan penting yang perlu di jawab. ingat, kita itu penduduknya 220 juta, sementara Turki paling cuma 60 atau 70 juta.

menurutku, mungkin tidak banyak mahasiswa Indonesia yang berprestasi dan pengen banget melanjutkan studinya, lalu cari2 beasiswa. kalo memang dia ngebet banget dan punya akses internet, seharusnya dia tahu beasiswa TUE ini. atau mungkin, mereka mau sekolah, tapi ga mau bayar harganya, seperti capek2 siapin dokumen, harus tes TOEFL atau IELTS, kirim dokumen ke universitas dll. tapi yang pasti, fenomena ini bikin aku sedih dan prihatin. aku berharap tahun depan lebih banyak lagi anak Indonesia yang bisa kuliah master di TUE dengan beasiswa TUE, Shell atau Erasmus Mundus atau Stuned.

220 juta = 220 000 000

aku paling tua

waktu aku kumpul dan kenalan sama semua international students di program master teknik elektro, ternyata aku baru tahu kalo aku yang paling tua dari mereka semua. tapi aku ga terlalu terkejut sih karena aku sempat menduga juga. rata-rata teman2ku ini umurnya masih 22, baru lulus sarjana langsung cari beasiswa master ke luar.

jujur aja, ada perasaan ga enak juga sama diri sendiri. yang terbayang sempat di pikiran hanyalah pengandaian2. kalau saja prestasiku pas di ITB dulu jauh lebih baik, kalo saja aku berusaha belajar lebih sungguh pas kuliah dulu, kalo saja, kalo saja.... tapi semua itu ga perlu dan memang ga ada gunanya karena aku buang2 waktu dan aku ga bisa mengubahnya. aku bersyukur bisa studi s2 di sini dengan beasiswa penuh. itu semua anugrah Tuhan buatku. yang kupelajari dari sini adalah jangan pernah hidup di masa lalu. hiduplah hari ini, sebaik yang aku bisa kerjakan. ciptakan selalu rekam jejak (track record) yang baik. kalo aku hidup kaya gini, masa depan akan memikirkan dirinya sendiri.

carpe diem... seize the day...

Monday, September 04, 2006

survival!

bersyukur ada Tennov sama Lorden yang jemput di Schipol. Lorden menjadi teman yang begitu baik, mengajarku banyak hal tips and trick hidup di negeri tulip ini. I owe him so many (even literarily hehehe). tapi tetap saja dua minggu pertama di NL bener2 ga mudah buatku.

yang pertama bikin sulit adalah kebetulan 2 minggu itu cuaca Eindhoven ga tentu, tapi lebih sering hujan deras dan berangin kencang. saking kencangnya, payungku sampe jadi kaya antena parabola. ini bikin suhu dingin banget buatku, mau sampe 16 derajat celcius. huh.

yang kedua, masalah makanan. pas acara masterintro di kampus, selama seminggu makan siangnya cuma dikasi 3 roti, 1 coklat 1 apel dan 1 minuman kaleng. sementara karena tempat ku numpang jauh (belum permanen), aku ga bisa makan nasi. ya jadinya, staminaku drop. ini ditambah lagi sama acara yang kadang harus jalan cukup jauh di tengah udara yang dingin dengan perut Indonesia tanpa nasi.

cuaca, makanan dan acara bikin aku hari jumat kemarin benar2 tewas. padahal waktu itu aku baru saja masuki kamar baruku di kampus, 8 hari setelah aku datang di NL. badanku penuh angin, kepalaku pusing, demam tinggi, bawaan mau muntah mulu, ga ada nafsu makan sementara jujur aja aku ga bisa masak (taunya makan hehehe). aku coba masak nasi tapi aku ga kuat. itu mulai jumat siang sampe malam, keadaan makin memburuk.

tapi syukurlah semua itu udah lewat setelah berjuang keras sendirian, ditambah dengan bantuan 5 teh celup dan parasetamol dari Vivi, tetanggaku orang Indonesia yang kugedor kamarnya mo pinjam termometer jam 11 malam. aku pinjam itu takut suhu demamku tinggi banget sampe step. kalo udah step, kata orang, otak bisa rusak. lha kalo otakku rusak, gimana mo kuliah?!

aku belajar bahwa di sini orang harus bertanggung jawab sama dirinya sendiri, tidak aja yang namanya manja, inisiatif sendiri, berani pegang prinsip sendiri. tapi mereka yang mengikuti Dia dapat berkata, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. give thanks to the Lord.

jangan kuatir

pas aku boarding ke pesawat MAS yang akan membawaku ke NL dan menemukan kursi penumpang kelas ekonomi sesuai nomor di kartu pass-ku, aku terkejut karena di sana sudah duduk seorang ibu dan dua anaknya. nomor kami memang sama dan tidak mungkin ibu itu pindah. suaminya pun terpaksa duduk di kursi jauh dari situ karena kapasitasnya cukup buat 3 orang.

lalu aku jadi agak panik, berpikir sampai terlalu jauh ke sana ke mari. aku temui stewardess-nya dan ceritakan masalahku. melihat mereka mengerti keadaanku, aku jadi lebih tenang sedikit meski pas melihat penuhnya pesawat aku rada kuatir bakal ditempatkan dimana atau jangan2 tiketku di-delay.

setelah cukup lama dan hampir semua penumpang sudah duduk, baru seorang pramugari datang samaku dan katanya: "please, sir, follow me to seat 18E." tadinya aku mikir duduk di belakang, eh sekarang aku dibawa ke depan dan ternyata seatku di business class! wow, aku ga nyangka bakal bisa nikmati business class secepat ini. lalu jadilah aku nikmati perjalanan belasan jam itu dengan segala fasilitas business class kunikmati bener2 hehehe. bener2 enak...

aku belajar bahwa ga ada gunanya kuatir. seharusnya tenang aja dan ga perlu panik. aku ingat banget kata2 Pak Kurnia Djaja, rekan kerja dulu. dia bilang, kuatir itu tak perlu, tak ada gunanya. kalo memang ada solusi untuk mengatasinya, ya kerjakanlah. kalo diam aja sementara sebenarnya ada solusi, kita salah. tapi kalo memang setelah dicari ga ada jalan keluar atau segala usaha sudah dikerjakan, ya ga perlu kuatir. serahkan aja ke Tuhan, abis mau diapain lagi. pasrah. gitu katanya.

meninggalkan "pantai"

waktu aku sedang sibuk2nya persiapan berangkat, ada satu kalimat dalam bahasa inggris yang begitu kuingat. kalo ngga salah, isinya gini: seseorang tidak akan mungkin berlayar dan menemukan dunia baru kalau dia tidak mau melepaskan diri dari pantai rumahnya. kalimat ini yang kupikir tepat banget buatku. aku sebut diriku sekarang meninggalkan pantai rumahku dan menjelajahi dunia baru. apa yang kutinggalkan? status quo. segala sesuatu yang dengannya aku merasa biasa. apa yang kuhadapi? sebuah dunia baru yang jelas aku belum biasa hidup di dalamnya. jadi, ini adalah sebuah perubahan. perubahan besar dan terjadi dalam waktu cepat.

apa yang kurasakan? campur aduk, antara kegembiraan dan rasa kuatir. namun kupikir ini adalah thrill hidup. aku ga bisa bayangin gimana enaknya hidup tanpa ada perubahan, khususnya perubahan yang kita inginkan dan itu terjadi. aku belajar dalam setiap perubahan ada peningkatan level yang kita alami dan itu butuh energi aktivasi untuk melepaskan diri dari inersia hidup.

jadi, aku sudah "berlayar" naik pesawat Malaysia Airlines dari "pantai" Jakarta, singgah sebentar di KLIA, lalu tiba di "pantai" Schipol Amsterdam menuju dunia baru bernama Eindhoven. semoga aku pulang dengan membawa banyak hal dari sini, termasuk diriku sendiri yang pasti berubah. O Lord help me.

a dream come true

sejak 2004, aku mulai pengen sekolah lagi. sekolahnya pun s2 jurusan teknik dan di luar negeri. sejak itu aku cari2 beasiswa. satu enaknya jadi negara berkembang (miskin?) dan bekas jajahan adalah banyaknya beasiswa studi ke luar. dari sekian yang ada, aku tertarik dengan belanda.

well, singkat cerita aku berhasil diterima menjadi salah satu penerima beasiswa Stuned tahun 2006. kalo ga salah sih, tahun ini aku satu2nya yang masuk di program teknik dari 170 lebih awardees. kalo ditanya apa aku bangga, ya tentu dong. ini sebuah prestasi dan milestone dalam sejarah hidupku yang mungkin akan kuceritakan sama anak cucuku nanti. ini adalah penantian setelah mencoba dua kali dengan susah payah (apalagi di tahun 2005) dan dua kali jadi kandidat cadangan.

bagiku sendiri ada arti yang lebih dalam. aku juga berdoa untuk hal ini dan akhirnya doaku dijawab Tuhan. artinya Tuhan ingin aku berangkat studi. Tuhan mau aku pergi. Dia kasih izin. artinya Dia punya rencana buatku dengan menjawab doaku. aku belum tahu rencana apa itu sepenuhnya tapi aku yakin Dia akan menyatakan samaku langkah demi langkah.

jawaban doa juga berarti bahwa aku menginginkannya. dan itu berati ini adalah pilihanku, kemauanku. artinya, aku bertanggung jawab untuk menyelesaikannya dengan baik. keduanya ini: kehendak Tuhan dan tanggung jawab padaku adalah paduan yang baik. akhirnya kembali kepada prinsip sederhana: just do your best and God will do the rest.

aku yakin Tuhan akan menolongku, selama aku mau taat kepada pimpinan-Nya. semoga a dream come true menjadi mimpi yang diselesaikan dengan baik.

beberapa pelajaran:
- be careful what you wish for. it may come true. pastiin apa yang kita mimpikan sesuai kehendak Tuhan karena coba kalo ngga dan akhirnya itu terjadi? mmm...
- kalo Tuhan sudah buka jalan, tak ada seorangpun yang bisa menutup. kalo Tuhan sudah tutup jalan, mau gimana pun caranya orang mau buka ga bakal bisa.

Sunday, September 03, 2006

blog baru

baru hari ini aku punya waktu buat nulis blog baruku. memang dari dulu sebelum berangkat dari Indonesia ke NL aku mau bikin blog baru, tempat aku bisa cerita macam2. cuma baru bisanya hari ini, hari ke-15 aku di NL.

so, blog ini mau diisi apa? ya, apa aja yang aku mau tulis. kuharap kali ini aku ga berakhir seperti dulu waktu aku mulai blog-ku yang sulung. pengennya nulis dalam bahasa inggris, eh tau2nya jadi ngerepotin diri sendiri. selalu kembali ke prinsip penting itu: tujuan harus jadi tuan. artinya, ya tujuan menentukan segala pengambilan keputusan. kalo tujuan nulis blog buat menuliskan isi kepala dengan nyaman, yah seharusnya pake bahasa ibu ajalah. kecuali kalo nulis blog buat nunjukin kita oke bahasa inggrisnya atau mau sekedar latihan (meski keduanya bisa nyampur), ya monggo. jadi aku akan pake bahasa tanah air sendiri, meski ya campur2 bahasa inggris, demi kenyamanan.

itu soal bahasa. menyinggung soal kenyamanan, aku juga merasa menulis dengan huruf kecil semua lebih nyaman daripada ngikutin tatabahasa baku. kan tujuannya supaya aku nyaman dan lebih cepat ngetiknya, karena mungkin saja nanti aku akan punya waktu sedikit buat nulis. gimana dengan pembaca? ok, aku akan bantu dengan paragraf yang sesuai dengan artinya: kumpulan kalimat yang memiliki satu ide.

trus ada satu lagi. soal style. juga karena tujuan, jadi aku ga akan jadikan ini latihan apakah aku masih ingat kata2 baku bahasa Indonesia. jadi apa yang nyaman dan enak, ya itu yang kupakai. dalam hal ini, kalimat terakhir itu untuk nulis blog keduaku ini. kalo dipake buat kehidupan nyata, wah bahaya. mungkin itu yang bikin Indonesia jadi seperti sekarang.