Thursday, December 21, 2006

What is a name internationally?

Tadi siang sehabis kuliah, aku ikut teman2ku pergi jalan kaki ke Centrum (pusat kota Eindhoven) buat jalan2. Kami berhenti di satu cafe buat ngopi. Kami semua berenam, selain aku, dua dari Yunani, dua orang dari Ethiopia, dan satu lagi dari Turki. Kami minum sekalian karena tiga dari kami akan pulang kampung ke negerinya selama liburan 2 minggu.

Satu ketika, sambil menikmati kopi hangat di hawa dingin 5 derajat Celcius, kami asyik membicarakan tentang keluarga dan nama kami. Teman2 terkejut waktu aku cerita bahwa di suku Batak kami mencatat dengan rapi silsilah keluarga dari generasi pertama sampai terakhir. Istilah Bataknya adalah tarombo. Mereka2 terheran2 waktu aku bilang ke mereka bahwa tiap orang marga Panggabean seperti aku misalnya memiliki nomor silsilah keturunan dari Si Raja Panggabean. Aku Panggabean Lumban Sianggian nomor 16.

Lain lagi sama kawanku dari Ethiopia. Mereka cerita kalo di sana nama anak terdiri dari 3 nama yaitu pertama nama si anak yang diikuti nama depan bapaknya dan diakhiri nama depan kakeknya. Hahaha lucu. Tapi itulah tradisi di sana. Aku jadi ingat gimana waktu kecil aku dan teman2ku saling ejek dengan memanggil nama bapak teman yang tentu ga gampang diketahui. Kalo di Ethiopia, begitu mudahnya tahu nama bapak bahkan kakek seseorang hanya dari namanya. Mungkin disana mengejek orang tidak lagi pake nama bapak atau kakek kali ya.

Nah kalo orang Yunani punya kebiasaan lain lagi. Seorang anak biasanya dapat nama depan sama dengan nama awal kakeknya. Jadi demikian seterusnya, nama yang sama dipakai setiap dua generasi.

Kalo orang Turki tak terlalu peduli sama nama. Mereka bahkan bebas bikin nama akhir sendiri, tak perlu ikut orang tua. Jadi, kalo ada dua orang Turki nama akhirnya sama2 X, besar kemungkinan mereka tidak ada hubungan sama sekali. Beda banget dengan orang Batak. Kalo ada dua orang Batak bermarga sama, mungkin sekali mereka tidak saling kenal. Tapi pasti mereka berhubungan di satu titik somewhere dimana kedua silsilah mereka bertemu. Siapa yang tahu Panggabean kernet bus di Jakarta itu ternyata masih keluarga dekat denganku?

Yang menarik lagi dari orang Turki adalah kebiasaan mereka memberi nama anak dengan bahasa sehari2. Jadi temanku orang Turki itu bilang bahwa nama depan orang Turki dalam bahasa Turki memiliki arti seperti kata sehari2. Jadi ingat kebiasaan memberi nama pada suku Karo dulu. Dia bilang nama adiknya perempuan dalam bahasa Turki berarti 'berdoa', nama teman kami orang Turki lainnya di kelas kami artinya "kuat", dan namanya sendiri berarti "Berilium", nama satu unsur kimia. Then I said to her, "What a scientific name!" dan dia tertawa.

Asyik ya bisa mengenal betapa uniknya kebudayaan di berbagai belahan dunia. Well, that's a name internationally.

No comments: