Kalo aku pikir2, setiap tahun, bulan, hari, jam, menit bahkan detik dalam hidup itu sebenernya unik, tak pernah ada yang sama dan kalo tiap mereka dikasih kode yang dibentuk dari urutannya, kodenya pasti selalu beda. Hari ini, misalnya, tanggal 3 September 2007, atau kutulis aja pake jadi kode 20070903. Sepuluh tahun yang lalu pun, pasti ada tanggal 3 September, tapi kodenya 19970903, jadi udah beda kan? Bicara tentang kode, kalo dijadiin biner, berapa tuh... komputer banget, hehe...
Sering kali orang membayangkan hidup itu seperti perjalanan dan kita ini ibarat musafir, sesama teman seperjalanan. Cuma kali ini, menarik juga kalo aku membayangkan hidup itu seperti tinggal di rumah dan setiap kali, secara periodik, pintu rumah kita itu diketuk karena ada tamu yang selalu unik dan membawa sesuatu buat kita yang kita takkan pernah tahu pasti apa. Tamu itu ya tiap tahun, bulan, hari, jam, menit dan detik itu, dan tentu saja, ada tamu biasa2 aja (orang Yunani bilang, chronos), tapi ada tamu istimewa (kairos). Bisa bayangkan? Ok, contohnya nih, pagi hari ini pasti setiap kita kedatangan seorang tamu baru, suka ga suka, meski terserah kita apa kita mau buka pintu atau ngga. Dia ketuk pintu rumah hidup kita dan ketika kita buka pintu, dia akan menyapa, "Selamat pagi. Apa kabar? Nama saya Senin, kode saya 20070903. Saya punya kabar untuk Anda hari ini, yang akan dibawa oleh anak2ku si jam, menit dan detik di belakangku." Menurutku sih, metafora seperti ini cocok kalau kita sedang begitu mengharapkan dan menunggu-nunggu sesuatu terjadi di rumah hidup kita, apalagi kalau kita tahu siapa nama dan apa kode tamu istimewa yang akan membawa kabar yang kita nanti2kan itu. Kalau gambaran hidup adalah perjalanan, hmm sepertinya lebih pas deh buat mereka yang sedang berjuang dalam hidup, bukan menanti. Jadi, mana metafora yang tepat, tergantung sikon (situasi dan sikon... bah, jadi kaya GNU, GNU is Not Unix).
September memiliki 30 'anak' hari dan tahun ini, pas pada hari ini, tiga yang pertama sudah mengetuk pintu rumahku dan pasti pintu rumahmu juga. Ada satu di antara 27 hari2 yang belum tiba itu yang benar2 aku nantikan kedatangannya meski aku sibuk dengan segala pekerjaan di rumah hidupku ini. Aku tahu dia membawa sebuah kabar untukku dan terus terang aku tak tahu pasti akan seperti apa kabar itu. Meski aku disibukkan dengan segudang pekerjaan yang harus kuselesaikan, tapi tetap saja hati dan pikiranku sekarang ibarat duduk diam menunggu, ya menunggu hingga tamu itu datang dan mengetuk pintu rumahku, "Dug... dug... dug..." Sebenarnya pada saat dia mengetuk nanti, tidak akan mudah bagiku untuk mendengar jelas suara ketukannya sebab suara yang hampir sama dengan itu pun akan bersuara kencang dalam dadaku, dari jantungku yang berdegup kencang menyokong paru-paruku yang bekerja lebih keras dari biasanya. Hari itu, aku akan buka pintu dan pasang telingaku baik2.
Keesokan harinya setelah hari itu, aku tak tahu wajah seperti apa yang akan dilihat oleh tamu berikutnya saat aku membukakannya pintu rumahku. Apakah ia akan melihatku tersenyum gembira .... atau ... ah entahlah. Tapi, bagaimana pun nanti rupa wajahku pagi itu, yang aku tahu pasti, aku yakin aku tak tinggal di rumahku itu sendirian. Aku tak bekerja sendirian, aku tak menanti dan mengharap sendirian, aku tak mengulurkan tanganku ke gagang pintuku sendirian, aku tak membuka pintu dan menerima kabar itu sendirian... sebab Dia akan turut bergembira bersamaku, menangis bersamaku, menari denganku, membisu denganku. Because I know He is always there for me, always... And I should not be afraid, since He is the Guest of guests, who creates each and every one of them: the years, months, days, hours, minutes, yoctoseconds of my life. Dialah yang menciptakan dan menyuruh mereka datang mengetuk pintu rumahku dan rumahmu setiap pagi. Bahkan Dialah yang telah merencanakan dan mendirikan rumah hidupku untukku, membukakan pintunya untukku pertama kali dan mengajakku masuk ke dalamnya. Aku tahu Dia akan tetap bersamaku bahkan sampai tiba waktunya tak ada lagi tamu yang datang mengetuk, dan saat itulah, untuk kali kedua dan terakhir kalinya, Dia akan membukakan pintu untukku dan membawaku pergi ke rumah-Nya untuk selama-lamanya... kecuali jika aku menjadi begitu bodoh dan sinting hingga mengusir-Nya pergi dari rumahku (eh salah ding, maksudnya rumah-Nya yang Dia pinjamkan ke aku).
-anak kos di bumi yang baru aja pindah kamar kos (iteratively speaking... beh, komputer lagi, komputer lagi...)
Monday, September 03, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment