Tuesday, September 18, 2007

FRIENDSTER: FRIEND but STrangER ?

Sambil nunggu programku nge-run buat ngasilin data yang mo kubawa pulang ke rumah sebagai oleh2ku dari kantor malam ini buat dikerjain di rumah, iseng aja aku login ke Friendster (fs) dan main2 di sana bentar. Aku liat angka friendsku yang cuma 91 sementara banyak 'friends'-ku udah punya friends sampe ratusan bahkan ribuan. Aku salut sama mereka yang rajin update friendster-nya, apalagi rajin invite karena terus terang aku sekarang ini emang lagi males banget buat ng-invite orang buat menggenjot jumlah friends-ku, well simply because I don't have time and interest for that. Maybe later, who knows... but for now, I'm more interested in influencing the world through my blogs. Again, who knows, heh?

Ada satu pertanyaan yang bikin aku nulis blog hari ini. Siapakah mereka yang kita sebut teman? Who is a friend to you? fs memang bisa jadi tool bagus buat membangun jaringan pertemanan, apalagi kalo cerdik heheh... Well, that's one of cool things Internet is so powerful to do. Cuma, definisi teman atau friend bisa jadi berubah kalo semata2 hanya ngikuti apa yang dipake sama fs. Buatku sih, kategori temen itu banyak dan definisinya juga macem2. Ada temen kuliah, ada temen makan bakso, temen jalan, temen curhat, pokoknya banyak lah ya. Tapi pertanyaan selanjutnya, temen seperti apa sih yang kita cari dalam hidup yang singkat ini? Kalo aku pribadi sih lebih care sama yang namanya kualitas pertemanan daripada kuantitas, yang salah satunya mungkin ditunjukin sama jumlah friends di fs, yang meski setelah kita add (sebagian) mereka, ga pernah sekali pun kita lihat dan baca profile-nya. Anyway, tetep aja bagi fs yang emang dijalanin sama komputer yang disebut server itu, tetap saja mereka 'friend', kan? Friendster, friend, but stranger, ironically..

Bertahun2 yang lalu, waktu aku jauh lebih imut dari sekarang, seorang kakak pernah 'menurunkan ilmu' gimana mengenal kualitas sebuah hubungan dan sejak itu ilmu ini ga pernah aku lupa dan terbukti mumpuni. Ilmu ini ga hanya berguna buat mengenal kualitas pertemanan, tapi juga buat menolong kita tingkatin kualitasnya, kalo kita mau. Karena aku dapetnya gratis, ya aku share gratis juga lah hehe. Jadi, katanya, kualitas pertemanan itu ditentukan sama yang namanya kualitas KOMUNIKASI, dan bukan kuantitas waktu buat beraktifitas bareng atau berkomunikasi itu sendiri. Nah, berdasarkan kualitas komunikasi yang bisa dilihat dari content-nya, ada lima level komunikasi, dus lima level kualitas / kategori temen:

1. Level terendah, sama orang2 di level ini kita cuma basa basi atau say hello doank. Contohnya, paling kita bicaranya cuma "apa kabar?" atau "mau kemana?" Bahkan sering kali orang menanyakan hal2 kaya gini cuma formalitas and they don't even care to listen to the answer. Pernah ketemu orang yang nanya ''how are you?" sambil melewati kita begitu cepat sampai kayanya apa yang kita bilang dia ga bakal denger? Aku sering.

2. Sama mereka di level ini we share INFORMATION and FACTS only. Jadi, lebih baik dari level 1, kita udah mulai berbagi fakta (atau gosip?) tentang apa saja, TANPA ada tambahan opini atau perasaan. Misalnya, waktu nonton pertandingan bola Premier League MU vs Chelsea, kita asik bertukar info tentang pemain, klub, pelatih, jalannya pertandingan, tapi tanpa ada komentar pribadi.

3. Nah, intensitas komunikasi makin dalam waktu kita juga share OPINI pribadi dan ga hanya informasi, fakta atau gosip. Misalnya, ngelanjutin contoh di no 2, kita bakal cerita yang mana klub dan pemain favorit kita, kira2 siapa yang menang dan skornya berapa, gimana seharusnya pertandingan berjalan, itu si Drogba diving ato kagak, atau teriak2 kasi advis lewat TV ke wasit biar negur si Jose Maurinho (manajer Chelsea) biar ga banyak bacot...

4. Di atas itu, kita ga hanya share opini, pendapat atau pikiran, tapi udah share PERASAAN, seperti rasa suka, ga suka, sayang, benci, senang, sedih, marah, suntuk, gembira, macem2 lah. Sebenernya, di level ini, ada perasaan yang mudah di-share, tapi ada juga tipe perasaan yang hanya dikasih tau sama orang2 tertentu. Jadi level ini ada tingkatan2nya lagi... itu katanya loh yaa.

5. Ini level paling atas dan punya sub-levelnya juga. Di sini, kita sudah menemukan cukup kepercayaan untuk secara jujur membagikan apa yang jadi RAHASIA buat kita, hal2 yang kita simpan rapat2 dalam lubuk hati dan tidak akan dibagikan sama sembarang orang. Macam apa rahasia itu, ya kita sendiri yang tahu, tapi biasanya sih rahasia tentang diri sendiri.

Semakin tinggi levelnya, seiring kualitas yang dipercakapkan makin dalam, kepercayaan yang dibutuhkan pun makin besar, tapi risiko terjadi friksi, dikecewakan dan disakiti juga makin besar soalnya seharusnya kita makin kenal siapa sebenernya yang kita sebut teman itu selama ini, yang sebenernya pasti punya kelemahan, kekurangan dan perbedaan dari kita. Tetapi ketika kita berhasil mengatasi dan menerima segala perbedaan, kelemahan dan kekurangan di level yang kritis ini, kita akan menjadi orang2 beruntung karena kita telah menemukan dan menikmati sahabat dan teman sejati, satu anugrah besar di dunia yang makin sesak dengan orang2 yang kesepian, meski mungkin punya ribuan 'friends' di fs...

--

Real friendship is shown in times of trouble;
prosperity is full of friends.
Euripedes

The proper office of a friend is to side with you when you are in the wrong.
Nearly anybody will side with you when you are in the right.
Mark Twain

A friend can tell you things you don't want to tell yourself.
Frances Ward Weller

My best friend is the one that brings out the best in me.
Henry Ford

My father always used to say that when you die, if you've got five real friends, then you've had a great life
Lee Iacocca

No comments: