Tuesday, September 11, 2007

The Two Circles

Setiap orang dalam hidup ini memiliki dua lingkaran penting dalam hidupnya. Siapa seseorang dapat dikenal dari bagaimana kedua lingkaran itu dalam hidupnya. Kalau mengingat banyaknya masalah yang ada di tanah air dan dunia saat ini, saya selalu ditolong dengan mengingat dua lingkaran itu. Dua lingkaran itu adalah lingkaran kepedulian (circle of concern) dan lingkaran pengaruh (circle of influence) yang setahu saya diperkenalkan oleh Stephen Covey dalam bukunya The Seven Habits. Saya tidak ingin berdiskusi apa buku itu termasuk post-modern atau tidak, tapi bagi saya kedua konsep itu sangat menolong saya untuk bersikap tepat melihat kondisi yang ada.

Bagi Anda yang belum tahu apa maksudnya kedua lingkaran itu, saya akan jelaskan dengan sederhana. Singkatnya, lingkaran kepedulian adalah lingkaran yang melingkupi segala sesuatu yang tentangnya kita peduli. Lingkaran ini dimiliki tiap orang dan luasnya bisa tak berhingga sebab tidak ada seorang pun yang bisa membatasi seseorang untuk peduli tentang apa pun yang dia mau: korupsi, illegal logging, tragedi Darfur, PHK buruh, konservasi ikan paus putih, diskriminasi gay, trafficking, kasus Munir, dan masih banyak lagi, baik di skala lokal, nasional, atau internasional.

Sebaliknya, lingkaran pengaruh juga dimiliki setiap orang dan lingkaran itu mencakup segala sesuatu yang kepadanya kita punya kemampuan untuk mengubahnya / mempengaruhinya secara langsung, sesuai dengan kapasitas, kemampuan dan posisi seseorang. Misalnya, yang termasuk lingkaran pengaruh saya adalah studi saya, teman kelompok kecil saya, dan keluarga saya. Tentu saja, lingkaran pengaruh saya pasti lebih kecil dari pada lingkaran pengaruh SBY.

Dari kedua lingkaran ini, lagi2 kita bisa kelompokkan orang dalam dua kelompok:
1. kelompok orang yang lingkaran kepeduliannya (jauh) lebih besar daripada lingkaran pengaruhnya. Ini adalah kelompok orang kebanyakan seperti saya. Kabar baiknya adalah seiring dengan tingkat kedewasaan dan pendidikan yang meningkat, seseorang dapat memperbesar lingkaran pengaruhnya, asal tentu saja lingkaran kepeduliannya juga turut meluas dan bukannya malah mengecil. Ingat student today leader tomorrow dan di sinilah letak strategisnya pembinaan orang muda.
2. kelompok orang yang lingkaran kepeduliannya (jauh) lebih kecil daripada lingkaran pengaruhnya. mereka ini bisa dibilang termasuk berbahaya dan egois, apalagi lingkaran pengaruhnya semakin besar sementara lingkaran kepeduliannya semakin kecil. Bisa bayangkan bagaimana jadinya suatu negara kalau presidennya begitu berkuasa tapi tidak peduli sama sekali dengan rakyatnya dan hanya mementingkan dirinya dan kelompoknya?

Bagaimana kedua lingkaran ini dapat menolong untuk mengambil sikap yang tepat saat melihat berbagai persoalan yang ada? Jawabannya sederhana: tentukan saja apakah persoalan itu saat ini termasuk dalam lingkaran kepedulian atau lingkaran pengaruh kita atau, paling buruknya, tidak dalam dua2nya. Lalu, sikap kita dapat ditentukan dari jawabannya sehingga kedua lingkaran tadi dapat menolong kita untuk fokus dan lebih efektif dalam memilih dan menekuni panggilan dan peran dalam hidup. Contoh sederhana, illegal logging jelas masuk dalam lingkaran kepedulian saya tapi saya dalam kapasitas saya saat ini tidak dapat berbuat banyak untuk mengurangi apalagi menghentikannya. Tetapi, lingkaran pengaruh saya tentu mencakup melindungi pohon yang ada di halaman rumah saya dan menanami kebun saya sendiri dengan pohon2 rindang. Satu contoh lagi, luar biasanya korupsi di Indonesia jelas masuk dalam lingkaran kepedulian saya, namun mencegah dan melawan korupsi di tempat saya bekerja jelas bagian dari lingkaran pengaruh saya. Namun, ada kalanya, jika memang Tuhan memimpin dengan jelas, seorang akhirnya mengambil keputusan besar dalam hidup karena dua lingkaran itu, misalnya meninggalkan pekerjaan yang mapan di perusahaan lalu memulai usaha sendiri karena tergerak membuka lebih banyak lapangan kerja bagi orang lain.

Bagi saya, mengerti dan menghidupi teologi dengan tepat baik dan benar (TBB) akan menolong untuk memutuskan sesuatu itu masuk ke lingkaran yang mana sesuai dengan kondisi saat ini dan keputusan ini seharusnya memimpin kepada aksi yang TBB yang juga didorong dari pemahaman teologi yang TBB tadi. Inilah dia, tidak hanya mengerti tapi juga aksi, tidak hanya aksi, tapi juga mengerti.

Namun, sebagai penutup, ada satu hal yang sangat penting bagi orang Kristen. Kita memiliki Allah, pribadi satu-satunya yang memiliki lingkaran kepedulian dan lingkaran pengaruh yang sama besarnya dan mencakup segala sesuatu di alam semesta ini. Nothing is too small or too great for him. Dan, dari kesaksian Alkitab, doa kepada Allah yang demikian memampukan kita sebagai anak2Nya untuk memindahkan apa yang ada dalam lingkaran kepedulian kita ke dalam lingkaran pengaruh, meski kita tidak tahu secara pasti caranya bagaimana Allah akan mengubah atau mempengaruhinya, entah melalui kita atau orang lain because many times God works in a mysterious way. Rasanya, yang terakhir ini, Allah dan doa sebagai privilege orang Kristen, tidak ada dalam buku The Seven Habits.

-yang sedang memperbesar lingkaran kepedulian dan pengaruh

No comments: