Wednesday, September 19, 2007

Sense and simplicity

Judul di atas adalah motto Philips, perusahaan tempatku lagi internship. Mereka memang lagi fokus ke teknologi yang berhubungan sama senses manusia dan membuat hidup lebih simple dan mudah. Cuma, kali ini aku pake itu jadi judul dengan pengertian agak beda. Aku ngetik ini setelah aku baru aja menyelesaikan satu masterpiece ku: menata kamar baruku hingga ke bentuk finalnya which I really love. It has been a long process since the last four weeks, yet I enjoy it though.

Ketika hari pertama pindahan, aku menemukan kamar kecil baruku itu kosong melompong, kecuali sebuah tempat tidur sama matras. At first, it's a totally absolute mess. Barang2ku yang semua masih dalam box, plastik atau koper kutumpuk aja di dalam. Perlahan2, hari demi hari, proses pembenahan dan pembersihan terjadi hingga hari ini aku bisa duduk tenang dan menikmati hasil karyaku. Hey, it's time to celebrate, hehehe.

Terus terang aku merasakan banget Tuhan begitu baik dalam semua proses pindahan ini, menolongku dengan cara2 yang sering di luar dugaanku, mulai dari cari kamar yang sesuai requirement ku, sampe menyediakan barang2 yang emang aku perlu. Nah, waktu kontrakku di spacebox udah mau habis, aku agak pusing juga cari2 kamar yang cocok sesuai keinginanku. Di Belanda memang (agak) susah cari kamar atau rumah yang pas buat tempat tinggal jangka panjang, apalagi menjelang tahun ajaran baru dimana harus bersaing sama orang lain atau pendatang yang juga cari akomodasi. Aku masih ingat gimana aku dapet tempatku sekarang. Waktu itu satu hari sampe sore aku pake khusus buat hunting kamar, mulai dari website sampe aku pergi ke biro housing. Setelah berusaha sampe pergi kesana kemari naik sepeda, nelponin beberapa orang, hasilnya nihil juga. Aku mulai kuatir dan di pikiranku udah mulai terbit those unnecessary negative if's, kaya gimana kalo ga dapet kamar sementara kontrak udah habis, gimana kalo begini, gimana kalo begitu, banyak lagi. Sebenernya siy sebelumnya aku udah incar satu kamar dari temenku, dan menurutku itu solusi ideal banget. Cuma, pas minggu2 terakhir muncul masalah hingga aku harus lupakan itu sama sekali.

Nah, tau apa yang terjadi kemudian? Saat itu aku duduk di depan mejaku, bener2 pasrah, mo ngelupain masalahku itu sejenak dan iseng cek email. Eh tau2 pas banget muncul email di milis yang nawarin kamar yang kutempatin ini. Aku langsung kontak dan setelah itu, well, the room will be honored for a place on a page of my life book, hehehe... Bersyukur banget aku waktu itu, apalagi pas udah lihat kamarnya memenuhi kriteriaku dan langsung bikin deal. So, was that email a coincidence? Speaking of probability, it might be. But of divine providence, I guess not.

Banyak lagi campur tangan Tuhan yang kurasakan. Saat aku lagi pusing gimana caranya mindahin barang2ku, eh datang bantuan dari dua orang temen gereja yang begitu baik menolong pake mobil mereka. Waktu aku butuh tempat nitip barang bentar, ada temen yang bersedia kamarnya dipake buat nitip. Waktu aku butuh beberapa barang kaya lemari pakaian, ada temen yang nawarin mo ngasih lemari kainnya. Bahkan, di luar dugaanku, minggu lalu aku bantu temen gereja pindahan, aku malah dapet lemari pakaian kokoh dari kayu, dan satu lagi: meja belajar kayu yang masih bagus. Yang terakhir ini bener2 ga kusangka, meski aku udah kepikiran juga mo beli baru atau bekas. Belum lagi perlengkapan perang (baca: alat2 masak) pun aku dapet juga dari temen2 dan masih bagus2. Luar biasa. Orang bisa aja melihat semua itu biasa aja atau kebetulan, tapi entah kenapa, dari situ aku bener2 belajar banyak tentang diriku, tentang teman2ku, dan tentang Dia. Thank God!

Kembali ke sense and simplicity, aku sebut tata kamarku ini masterpiece-ku, karena emang aku mulai dan kukerjakan sendiri dari nol, dari kosong hingga sekarang aku merasa kamarku ini bahkan lebih nyaman daripada spacebox yang fully furnished tapi ga sesuai tipeku. Kenapa? Soalnya, menurutku dari fasilitas yang disediakan, some did not make sense to me, maksudnya ga perlu dan ga banyak gunanya buatku. Cuma, karena udah dikasih dan milik perusahaan housing, ya jadi ga bisa dibuang. Jadi begitulah, barang2 seperti itu justru jadi bikin kepalaku pusing dan sakit mataku tiap kali aku melihatnya. Nah, enaknya kamar kosong, aku punya kemerdekaan penuh untuk mengisinya dengan apa yang kumau dan kupandang make sense and simple. Sampe tiga kali aku rombak tata kamarku sampe aku akhirnya menemukan komposisi yang mantap, ya format yang sekarang ini.

What's the lesson for today then? Pertama, sebenernya sih ga ada gunanya kuatir. It's a stupid thing, wasting time, energy and sanity. Biar ga kuatir, ya pake otak (mikir), dengkul (doa) , lalu kaki dan tangan (kerja). Kedua, for me, it's nice to enjoy a life that is simple and makes sense. Sometimes all it takes is a bit of creativity and perspiration. I can tell you, it really pays off. Terakhir, freedom to think and create what you really like is priceless.

Moga2 blog ku malam ini pun makes sense dan simple buat dimengerti. Oya, buat semua temen2 yang udah ngebantu aku, thanks banget yaaa. Kalo ada yang perlu tenaga buat pindahan, just call me, ok? I know how it feels hehe... yah, itung2 olahraga lah...

--

Do not be anxious about anything, but in everything, by prayer and petition, with thanksgiving, present your requests to God. And the peace of God, which transcends all understanding, will guard your hearts and your minds in Christ Jesus.
Philippians 4:6-7 (NIV)

No comments: