Satu sampe dua minggu ke depan akan menjadi begitu menentukan buatku untuk menentukan topik tesis yang akan kukerjakan selama paling lama 9 bulan mulai Oktober depan. Dari durasinya saja, aku tahu tesis adalah fase paling penting untuk studiku. Saat ini aku telah mendapatkan sekitar lima topik yang ditawarkan oleh profesorku di universitas dan pembimbingku di Philips Research. Terus terang, ga mudah menentukan mana yang akan kupilih dari kelima ini. Yang aku tau pasti, aku harus cermat dan bijak dalam memilih karena kalo sampe salah pilih sementara sebagian waktu udah berlalu, rasanya terlalu bodoh kalo aku harus berhenti dan mulai mengerjakan topik baru.
Saat2 seperti ini lah yang kata orang disebut sebagai kairos, a decisive moment, a milestone in life. Meski ga mudah, selama ini ada beberapa guideline yang biasa membantuku buat menentukan keputusan.
1. Lagi2, aku harus menetapkan apa tujuan akhirku di masa depan dan ketika itu udah jelas sejelas2nya, maka itulah yang menentukan di saat ini mana yang harus kupilih dan mana yang harus kutinggalkan, meski kelihatannya bagus. Kepada segala yang tidak mengabdi kepada pencapaian tujuan, seberapa pun menariknya itu, I have one thing to say: get out of my life! Well, fortunately I know exactly what I want to do after graduating, if God allows me. Cuma sorry, aku ga bisa tulis di sini. That's not for public domain :)
2. Kalo tujuan udah jelas, maka yang kubutuhkan adalah sebanyak2nya fakta dan informasi tentang pilihan2 yang ada. Dalam membuat keputusan, semakin banyak dan lengkap fakta yang kita punya, kita akan makin punya dasar kuat untuk membuat keputusan yang terbaik.
3. Because doing thesis is an exhaustively lonely job and time consuming, I must be very passionate about the work I'm doing. Setelah aku dapat info cukup, tinggal aku saja yang bertanya ke diriku sendiri mana yang bener2 aku paling suka dari kelimanya yang akan membuatku punya persistence untuk menyelesaikan hingga tuntas.
4. Good and competent friends are the next place to go to. Mereka bisa kasi advice yang menolong, apalagi kalo pernah berada di posisi yang sama seperti aku sekarang. Tapi tetap saja, it's me who should make the decision. Don't worry, I've been training myself to make my own decisions, and never having them made by others.
5. Last but not least, lutut yang ditekuk, tangan yang terlipat, kepala yang tertunduk dan hati yang mau jujur, peka mendengar dan setia untuk taat dalam doa kepada-Nya harus jadi dasar dan framework dalam seluruh dan setiap proses pengambilan keputusan, kalo emang ngaku Kristen. Steps 1-4 above are mainly in the domain of the mind and sense, but this last step is all about faith. Dengan damai sejahtera dari-Nya, itu lebih dari cukup untuk yakin apa keputusan yang harus diambil dan kapan untuk melangkah.
Ok Ritz, selamat menikmati lagi masa2 pembentukan bersama-Nya... Dengarlah sayup2 lagu sederhana yang sudah diajarkan ke kau sejak kecil...
In his time, in his time
He makes all things beautiful in his time
Lord please show me everyday
as you're teaching me your way
that you do just what you say
in Your time...
Friday, September 28, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment