Friday, January 16, 2009

Mendefinisikan Ulang Mahasiswa (Kristen) Indonesia Sejati (7/7)

Karena itu, masihkah hati dan pikiran kita adem ayem dengan potret mahasiswa Indonesia yang memprihatinkan tadi? Sadarkah Saudara akan tuntutan dan beban dari rakyat yang memang tak tersuarakan itu? Kalau gendang telinga Saudara sebagai mahasiswa masih belum juga mendengar suara rakyat itu, cobalah Saudara tanyakan sendiri kepada petani, nelayan, buruh, guru, tukang becak, tukang bangunan di luar sana, tanyakan, tanyakanlah kepada mereka apa yang mereka harapkan dari Saudara sebagai mahasisawa Indonesia!! Ceritakan dan gambarkanlah potret buram mahasiswa Indonesia yang sudah kita lihat tadi kepada mereka, lalu dengarlah baik-baik apa kata mereka tentang semua itu!! Tidakkah kau dengar mereka juga bertanya, "Mana itu mahasiswa Indonesia sejati yang kami cari? Dimana mereka? Mana rasanya? Mana taste-nya??"

Bukan hanya rakyat negeri ini yang menuntut Saudara sebagai mahasiswa. Jika Saudara mengaku diri Saudara Kristen, maka Allah yang menciptakan Saudara melalui anak-Nya Yesus Kristus meminta Saudara menghasilkan buah yang baik untuk kemuliaan-Nya. Bukankah kematian Kristus di kayu salib untuk Saudara dan saya tidak akan dapat dibalas dengan apapun? Bukankah satu-satunya yang dapat kita persembahkan adalah menjadi persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya? Toh, apa yang kita persembahkan itu, yaitu diri dan hidup kita, bukankah itu sebenarnya milik Allah dan bukan milik kita? Jika memang Saudara sebagai mahasiswa mengaku diri Saudara pengikut Kristus, lalu apakah jawabmu terhadap seruan itu, "Mana taste-nya mahasiswa Kristen Indonesia? Mana dia mahasiswa Kristen Indonesia yang sejati itu?"

Dua ribu tahun yang lalu, di padang gurun Yudea, berbondong-bondong orang datang kepada suara yang berseru-seru di padang gurun, suara Yohanes Pembaptis. Ia berseru dengan lantang, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api." Para pemungut cukai yang datang bertobat bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Yohanes Pembaptis menjawab: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu." Prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Apa yang harus kami perbuat?" Jawabnya kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

Saudara-saudara, ijinkanlah saya bertanya, adakah juga mahasiswa Indonesia berada di antara orang-orang yang datang kepada Tuhan untuk bertobat itu? Adakah? Adakah? Adakah mahasiswa Indonesia itu bertobat dan berseru kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku ini mahasiswa Indonesia, apakah yang harus aku perbuat? Apakah yang harus aku perbuat Tuhan dengan masa mudaku? Apakah Tuhan yang harus aku perbuat?" Adakah Saudara pun berseru demikian di dalam hati dan pikiranmu? Adakah? Adakah? Saudara-saudara, jika Saudara masuk ruangan ini dengan hati dan pikiran tenang, tetapi meninggalkan ruangan ini dengan hati dan pikiran yang gelisah, maka itu berarti tidak sia-sia saya bersuara dan berseru hari ini di sini. Tetapi, jika hati Saudara tetap tenang seolah-olah tak terjadi apa-apa, saya berharap semoga Allah tetap mengasihi Anda dan bermurah hati kepada Saudara, sebelum terlambat.

Segala kemuliaan bagi Allah Tritunggal. Tuhan memberkati Saudara.

No comments: