Friday, January 16, 2009

Berpikir Sistematis Secara Kristen (6/7)

6. DUA LINGKARAN

Dalam berpikir sistematis, baik itu analisis atau sintesis, tentunya paling baik dan produktif jika pada akhirnya kita tidak hanya sampai kepada tataran ide sebagai hasil berpikir, tetapi juga kepada aksi, implementasi dan realisasi, jika memungkinkan. Untuk menolong kita memformulasikan bentuk aksi yang dapat kita lakukan sebagai hasil berpikir, saya menemukan bahwa konsep lingkaran kepedulian (circle of concern) dan lingkaran pengaruh (circle of influence) dari Stephen Covey dalam bukunya di atas sangat berguna. Dalam aplikasinya yang akan saya jelaskan setelah ini, saya telah mengembangkan kedua konsep itu lebih lanjut sehingga lebih bermanfaat. Dengan bahasa sederhana, lingkaran kepedulian adalah lingkaran yang melingkupi segala sesuatu yang tentangnya kita peduli. Analogi dengan itu, lingkaran pengaruh adalah lingkaran yang segala sesuatu di dalamnya dapat kita pengaruhi secara langsung. Sebagai contoh, jika kita peduli dengan kondisi hutan kita yang makin tergerus akibat illegal logging, maka itu berarti persoalan illegal logging termasuk dalam lingkaran kepedulian kita. Mirip dengan itu, kita dapat secara langsung menjaga agar pohon rindang di halaman rumah kita tidak ditebang orang yang artinya pohon di halaman rumah kita itu termasuk dalam lingkaran pengaruh kita.

Kita dapat mengembangkan kedua konsep itu lebih lanjut. Dari contoh sederhana di atas, perhatikan bahwa pohon rindang di halaman rumah kita itu juga termasuk dalam lingkaran kepedulian kita sebab kita menjaganya karena peduli bukan? Namun, apakah persoalan illegal logging termasuk dalam lingkaran pengaruh kita atau tidak ditentukan oleh siapa kita dengan peran dan otoritas yang kita miliki. Jika kita saat ini, misalnya, hanyalah seorang mahasiswa biasa, maka sangat mungkin persoalan itu tidak masuk dalam lingkaran pengaruh kita. Tetapi akan berbeda halnya jika kita adalah orang nomor satu di republik ini, maka tentu lingkaran pengaruh kita yang jelas jauh lebih besar daripada lingkaran pengaruh seorang mahasiswa akan mencakup carut-marutnya persoalan illegal logging di negeri ini.

Karena itu, dengan mengetahui bahwa setiap orang memiliki lingkaran kepedulian dan lingkaran pengaruh, kita dapat memposisikan kedua lingkaran itu dengan titik pusat keduanya di titik yang sama. Deskripsi semacam ini akan sangat menolong kita setidaknya dalam dua hal, yaitu (1) mengenal siapa diri kita atau orang lain dan, dengan pengenalan itu, (2) menentukan aksi yang tepat sebagai hasil berpikir atas suatu sistem jika kita ingin mempengaruhinya. Hanya ada dua kemungkinan dari konfigurasi kedua lingkaran semacam ini. Konfigurasi pertama menunjukkan orang yang lingkaran kepeduliannya lebih besar daripada lingkaran pengaruhnya, dan yang kedua adalah orang dengan lingkaran kepedulian yang lebih kecil daripada lingkaran pengaruhnya. Setiap orang dapat dikategorikan ke dalam salah satu dari kedua kemungkinan ini, tentu dengan besar lingkaran yang berbeda-beda. Tidak ada seorang pun yang dapat membatasi kita untuk peduli tentang apa saja sehingga sebenarnya lingkaran kepedulian manusia dapat memiliki panjang jari-jari tak hingga. Namun, karena manusia bukan makhluk yang tidak tak-terbatas, maka lingkaran pengaruh manusia pasti terbatas. Dari kedua konfigurasi di atas, tentu kita akan mudah mengetahui manakah konfigurasi yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa yang sungguh-sungguh ingin membangun bangsa ini bukan?

Satu hal sangat menarik dan penting dari kedua lingkaran ini adalah bahwa keduanya memiliki potensi untuk berubah seiring dengan berlalunya waktu, entah membesar atau mengecil. Seorang mahasiswa yang peduli kepada bangsa ini seharusnya memiliki lingkaran kepedulian yang jauh lebih besar daripada lingkaran pengaruhnya yang masih kecil. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, mahasiswa tersebut akan lulus menjadi alumni yang kemudian pelan-pelan akan mendapat kepercayaan semakin besar dalam masyarakat. Setelah dua puluh atau tiga puluh tahun, andaikan mahasiswa tersebut akhirnya menjadi seorang senator muda di negeri ini, maka itu berarti lingkaran pengaruhnya sudah berkembang menjadi jauh lebih besar daripada lingkaran pengaruhnya saat ia masih mahasiswa. Inilah sebabnya pemuda dan mahasiswa harus dijangkau, dilayani, dan dibina baik-baik sebab kita tidak pernah tahu sebesar apa lingkaran pengaruh mereka nantinya. Yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah dengan membesarnya lingkaran pengaruhnya, lingkaran kepeduliannya pun juga turut membesar melebihi lingkaran pengaruhnya? Bukankah ini yang kita harapkan dari pemuda dan mahasiswa kita? Tetapi bagaimana jika justru ketika lingkaran pengaruhnya semakin besar, lingkaran kepeduliannya justru semakin mengecil hingga akhirnya hanya mencakup dirinya sendiri dan keluarganya? Orang-orang dengan konfigurasi lingkaran semacam inilah yang menjadi mimpi buruk dan sumber pembusukan bagi bangsanya dan dunia.

Setelah kita mengenal seperti apa konfigurasi yang kita miliki saat kita berpikir, maka jika kita ingin mempengaruhi sistem yang ada atau, dengan kata lain, mensintesis sebuah sistem yang lebih baik, tugas kita tinggal mengategorikan manakah elemen-elemen sistem tersebut yang masuk dalam lingkaran pengaruh atau lingkaran kepedulian kita. Lalu jika akhirnya kita ingin menetapkan aksi untuk dikerjakan sebagai hasil proses berpikir, maka pekerjaan kita jadi jauh lebih mudah yaitu mari fokus kepada hal-hal yang masuk di lingkaran pengaruh kita saja. Bagaimana dengan yang masuk di lingkaran kepedulian kita tapi di luar lingkaran pengaruh? Terus terang, hampir tidak ada yang dapat kita lakukan terhadapnya saat ini. Tetapi, jika kita tetap menyimpannya dalam lingkaran kepedulian kita sambil kita memperbesar lingkaran pengaruh kita, bukan tidak mungkin akan tiba saatnya hal-hal tadi akhirnya dapat kita pengaruhi secara langsung. Semua ini akan menolong kita untuk terhindar dari stress, kekecewaan dan sungut-sungut yang tidak perlu jika kita peduli kepada begitu banyak hal yang tidak beres di sekitar kita padahal tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengubahnya. Sebaliknya, kita akan dilatih untuk fokus kepada aksi yang efektif dengan tetap memelihara visi dan semangat untuk terus maju dan berpengaruh lebih besar menjadi pemimpin. Because leadership is all about influence.

Ada satu hal sangat penting yang berlaku bagi kita orang Kristen. Karena kita menyembah Allah yang mahakuasa dan mahahadir, maka kita menyembah Allah sebagai satu-satunya yang memiliki lingkaran kepedulian dan lingkaran pengaruh yang sama-sama tak hingga besarnya, sesuai dengan kehendak-Nya. Karena kita memiliki Allah yang demikian, maka sebenarnya tidak ada hal yang tidak dapat kita pengaruhi sebab dari Kitab Suci kita tahu bahwa doa umat-Nya mampu menggerakkan Allah yang mahakuasa dan mahahadir itu untuk mengerjakan hal-hal yang bukan hanya tidak dapat kita pengaruhi, tetapi bahkan di luar batas-batas kemungkinan kita sebagai makhluk ciptaan, tentu saja semua sesuai dengan kehendak-Nya.

Mari kita kembali berefleksi sejenak dari bagian ini. Seperti apakah konfigurasi dua lingkaran Anda saat ini? Apakah yang dikatakan konfigurasi itu tentang siapa diri Anda? Jika demikian, seperti apakah konfigurasi yang ingin Anda miliki sepuluh, dua puluh tahun lagi, bahkan sampai akhir hidup Anda? Sejauh manakah Anda telah mengalami doa kepada Allah bekerja melampaui konfigurasi lingkaran Anda selama ini?

No comments: