Friday, January 16, 2009

Berpikir Sistematis Secara Kristen (4/7)

4. FOKUS

Kita sekarang sudah tahu bahwa sistem yang hendak kita analisis atau sintesis ternyata dibentuk oleh elemen-elemen dengan fungsi-fungsi tertentu. Untuk mengenal seluruh sistem itu, tentu kita harus mempelajari dan memahami seluruh elemen pembentuknya dan seluruh pola interaksi antarelemen yang ada di dalam sistem tersebut. Kenyataannya adalah kerap kali kita tidak perlu mempelajari seluruh sistem tersebut yang tentunya membutuhkan sumber daya (waktu, tenaga, uang) yang jauh lebih banyak dari yang kita miliki. Karena keterbatasan sumber daya itulah maka kita perlu memfokuskan upaya berpikir kita kepada elemen-elemen sistem yang memiliki peran dan fungsi paling dominan yang memungkinkan fungsi-fungsi utama sistem tersebut dapat bekerja dengan baik.

Untuk menolong kita fokus dan konsentrasi dalam berpikir sistematis, maka saya menggunakan Prinsip Pareto * yang sudah cukup lama dikenal. Prinsip Pareto menyatakan bahwa 80% akibat (effects) datang dari 20% sebab (causes). Prinsip Pareto diformulasikan atas studi Vilfredo Pareto, seorang ekonom Italia, yang menyatakan bahwa 80% pendapatan di Italia dimiliki oleh 20% populasi. Prinsip Pareto ini tidak jarang ditemukan dalam kehidupan nyata, misalnya, Microsoft melaporkan bahwa dengan memperbaiki 20% computer bugs yang paling sering dilaporkan, 80% pengguna tidak menemukan bug apapun.

Dengan mengasumsikan bahwa secara umum fenomena atau sistem yang kita kaji juga mengikuti Hukum Pareto dimana hanya sekitar 20% dari seluruh elemen sistem yang berkontribusi kepada 80% fungsi seluruh sistem, maka untuk mencapai pengenalan atau membangun model dari suatu sistem dengan tingkat minimal 80%, maka kita cukup mengkonsentrasikan seluruh upaya berpikir kita kepada 20% dari seluruh elemen sistem yang memang paling penting. Untuk mengetahui manakah elemen yang termasuk 20% ini, kita perlu mengetahui fungsi elemen dan hubungannya dengan fungsi-fungsi utama sistem. Dengan memperhatikan pola hubungan antarelemen sistem, kita akan mampu memilah-milah manakah elemen inti dan elemen pendukung dari sebuah sistem.

Sebagai contoh sederhana, pada umumnya sebuah panitia kamp mahasiswa terdiri dari beberapa seksi seperti seksi acara, seksi transportasi dan akomodasi, seksi keamanan, seksi dana, dan seksi konsumsi. Sekarang, bergantung kepada apakah tujuan utama dari kamp tersebut, kita dapat mengetahui manakah seksi yang menjadi inti dan manakah seksi yang berfungsi sebagai pendukung. Andaikata kamp itu disebut berhasil jika seluruh peserta kamp memahami dan mencamkan tema dan semangat dari kamp tersebut, maka dapat dikatakan bahwa seksi acara merupakan elemen inti dari sistem panitia kamp tersebut. Dengan demikian, jika panitia ingin kamp berlangsung 80% sukses, maka seksi acara harus mendapat fokus utama dari seluruh upaya panitia. Tentu saja, karena kita orang Kristen yang seharusnya bertekad selalu memberi yang terbaik yaitu nilai 10, lalu mengapa cukup berpuas diri hanya dengan angka 8 bukan?

Seperti bagian-bagian sebelumnya, mari kita berefleksi sejenak dari bagian ini. Jika Anda memandang diri dan hidup Anda sebagai sebuah sistem, maka aspek-aspek apa saja dari hidup Anda yang merupakan 20% bagian terpenting agar hidup Anda berhasil? Dari aspek-aspek yang dapat Anda sebutkan itu, apakah yang dapat Anda katakan tentang apa hal paling penting yang sangat ingin Anda capai dalam hidup Anda? Sudahkah Anda lebih dulu fokus kepada 20% aspek penting itu atau justru sebaliknya mengabaikannya dan malah fokus kepada aspek-aspek yang sebenarnya jauh kalah penting?

* http://en.wikipedia.org/wiki/Pareto_principle

Bersambung...

No comments: