Monday, October 15, 2007

It is right to know your right

Akhirnya aku kembali lagi nge-blog. Satu minggu ini memang aku lebih banyak di rumah dan beristirahat habis internship. Yah, menenangkan diri dulu lah, tapi minggu ini I'm back on track, keeping myself busy hehehe.

Satu hal yang kupelajari selama di Eropa ini adalah aku semakin menyadari apa aja hak-hakku dan mengklaim hak itu sampai mendapatkannya jika memang perlu. Aku ga terlalu menyadari hal ini sebelumnya bahkan sering ga tahu kalo ternyata aku punya hak lebih banyak dari yang aku tahu. Contohnya, beberapa hari yang lalu, di tempat kerja, aku dikasih tahu sama teman kalo mulai dua bulan yang lalu bosku minta aku dan teman2 di 'divisi'-ku untuk mengerjakan apa yang dulu biasanya dikerjakan sama orang2 dari 'divisi' lain. Trus, karena aku merasa itu hakku sebagai employee untuk tau apa alasannya, aku tanya balik kenapa keputusan itu dibikin. Dia coba kasih alasan, tapi akhirnya dia bilang akan minta si bos jelasin langsung ke aku.

Dia pergi dan ga sampe lima menit bosku datang. He told me that my colleagues and I will do that because he said so. Ya, dia bilang satu alasan lain sih tapi tetap aja sih kurang pas menurutku. Dia lalu bilang, kenapa aku nanya kenapa, kan itu bukan pekerjaan besar atau apa mungkin aku keberatan. Tidak, aku jawab, ini bukan masalah kerjaan kecil ato ga, ato bukan masalah aku ga mau kerjain, cuma aku hanya ingin tahu aja alasannya apa. Menurutku itu hakku sebagai employee (yang ini aku ga bilang ke dia sih). Abis itu dia langsung diam dan cabut pergi. Kalau saja dia ga kasih alasan apapun (cukup because I say so), kayanya aku ga akan tinggal diam. Aku bakal akan tetap nanya, karena aku tau itu hakku and therefore I know it is right to know and claim my right, especially in the right time for the right reason in the right manner.

Beberapa bulan yang lalu aku ngalami hal mirip. Batere laptopku rusak dan berdasarkan isi kontrak dengan TUE, aku merasa berhak klaim dapat batere baru dari TUE. Aku datang ke bagian yang ngurusin laptop tapi mereka bilang garansi batere cuma 6 bulan dan karena udah lewat jadi mereka ga bisa ganti batere baru dan aku lebih beli baru. Beh, beli baru harganya 100 euro lebih trus enak aja itu orang di front desk jawab gitu. Aku bilang aku akan kembali lagi bawa kontraknya. Ga sampe sejam, aku balik lagi ke orang yang sama dengan kontrak dan aku tunjukin ga ada itu batas waktu 6 bulan buat batere. Bahkan di sana tertulis garansi sampe studi selesai including hardware dan ga ada tulisan kalo batere di-exclude. Itu orang lalu bicara ke atasannya lalu tetap aja bilang bahwa mereka ga bisa beri aku batere baru.

Hahaha, aku ketawa dengar jawabannya. Oke lah, kau pikir semudah itu kau taklukkan aku, ha? Ga tahu dia aku ini siapa, ga tau dia kalo aku ini orang Batak dari Medan yang ga gampang kalah sama gertak level segitu. Justru aku yang bakal gertak balik hehe. Abis itu aku langsung pergi complain ke International Office dan mereka melayani aku dengan baik. Aku juga langsung kirim email jelasin sedetilnya masalahku ke authority di TUE tentang masalah ini. Hasilnya? Beberapa hari berikutnya aku dapat email dari orang di bagian urusan laptop itu kalo aku bisa datang ke kantor mereka dan mereka akan ganti batere laptopku dengan yang baru. Hehehehe, kali itu aku bisa tertawa senang karena akhirnya aku menang, apalagi waktu aku balik ke bagian itu dan ketemu lagi sama orang front desk yang sama. Oh, betapa kurasakan aura kemenangan sebab pasti dia masih ingat aku hahaha. Coba kalo waktu itu nyaliku kecil, ato aku malas ngurus2, atau aku ga berani dengan gertak segitu aja, beh, aku bakal keluar uang 100 euro lebih buat membeli sesuatu yang sebenernya aku berhak dapatin gratis. Siapa yang bodoh, lha jelas aku lah kan?...

The lesson is, again, know exactly what your rights are. If you know you're right, never let anyone silence you. Show them that you're right. You'll never know the result if you stop trying.

No comments: