Thursday, April 16, 2009

Bahasan bahan PA: Perjamuan Terakhir (3)

Bahasan bahan PA dengan warna oranye. Ayat Alkitab berdasarkan Alkitab LAI Terjemahan Baru yang dapat dibaca secara online di sini. Terjemahan bahasa Inggris dari versi New International Version (NIV).

***

Perjamuan Terakhir (3)

Mauritz Panggabean

Bacaan: Yohanes 13:31-32

Bagi orang Kristen umumnya, sangat mungkin istilah 'memuliakan Tuhan' atau yang senada dengan itu sudah tidak asing lagi untuk didengar atau diucapkan, entah misalnya melalui percakapan sehari-hari, khotbah, lagu-lagu atau buku-buku rohani. Namun, apakah kita mengetahui apakah artinya 'memuliakan Tuhan' itu? Di mata Tuhan sendiri, apakah sebenarnya yang Dia kehendaki membawa kemuliaan bagi nama-Nya? Dalam PA kali ini, kita akan belajar satu sisi lagi dari peristiwa perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum kematian-Nya yang akan menolong kita untuk menemukan jawaban atas kedua pertanyaan tadi. Semoga melalui PA ini, kita belajar mengenal Yesus lebih baik, mengetahui apakah yang hal begitu penting bagi Yesus, dan mengerti bagaimana itu semakin menolong kita bertumbuh dalam perjalanan mengikut Tuhan. Selamat menggali Alkitab!

Bacalah kembali kedua ayat di atas di atas, lalu jawablah dan diskusikanlah rangkaian pertanyaan berikut ini.

1. Di ayat 31 dan 32 ini, lima kali disebutkan kata-kata dengan kata dasar glory atau kemuliaan. Tingginya frekuensi sebuah kata digunakan dapat menunjukkan bahwa kata itu penting. Jika diperhatikan, Injil Yohanes memiliki kata ini lebih banyak daripada ketika Injil lainnya. Apakah yang Yesus maksudkan di kedua ayat di atas dengan 'sekarang' dan 'kemuliaan'? Bandingkan Yohanes 7:39, 12:23-33 (bandingkan Yohanes 3:14-15), 17:1-5 (bandingkan Yohanes 3:16-17), 8:50+54, 11:4+40.

Dengan memperhatikan baik-baik kedua ayat tersebut dan ayat-ayat pembanding, kita mengetahui bahwa tidak pernah Yesus berniat mencari kemuliaan untuk diri-Nya sendiri sebab di mata Yesus kemuliaan yang dicari sendiri dan bukan dari Allah Bapa itu tidak ada artinya (Yohanes 8:50,54). Sebaliknya, Yesus selalu ingin mencari dan membawa kemuliaan bagi Bapa-Nya (Yohanes 17:1-5, 11:4,40) dan melalui itu Allah Bapa memuliakan Yesus. Kita tidak akan mampu memahami sepenuhnya hubungan yang suprarasional antara Allah Bapa dan Allah Anak ini. Namun satu yang pasti, selama Yesus di dunia, Dia mencari kemuliaan untuk Bapa-Nya dan bukan untuk diri-Nya sendiri.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimanakah Yesus membawa kemuliaan bagi Allah Bapa selama di bumi? Dari Yohanes 17:4 sangat jelas bahwa Yesus membawa kemuliaan bagi Allah Bapa selama di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan/tugas/misi yang Allah Bapa berikan kepada-Nya. Dari Yohanes 3:16-17, sangat jelas bahwa misi itu adalah untuk menyelamatkan dunia ini melalui Yesus Kristus. Tugas dan misi ini berpuncak pada ketaatan dan karya Yesus Kristus di kayu salib. Yesus taat melakukan semua itu sebab itulah kehendak Bapa-Nya meskipun sangat berat bagi-Nya hingga bergumul sangat hebat di taman Getsemane. Namun, dari Yohanes 12:23-33 dan 13:31-32, kita tahu bahwa dengan ketaatan menyelesaikan misi itulah Anak Allah memuliakan Allah Bapak dan Allah Bapa memuliakan Allah Anak. 'Sekarang' merujuk kepada rangkaian penderitaan dan kematian mengerikan di kayu salib yang akan Yesus jalani hingga kebangkitan-Nya.


2. Dari pertanyaan 1, apakah yang dapat kita kenal lebih jauh tentang pribadi Yesus? Apa pula yang dapat kita pelajari untuk kehidupan kita sebagai orang percaya?

Lirik lagu-lagu rohani banyak berisi kalimat-kalimat seperti 'memuliakan Allah'. Apakah kita sungguh-sungguh mengerti apa makna kalimat tersebut? Dari pertanyaan 1 di atas, kita mengenal Yesus sebagai pribadi yang mencari kemuliaan hanya bagi Bapa-Nya dan tak pernah bagi diri-Nya sendiri. Yesus membawa kemuliaan bagi Bapa-Nya dengan taat menyelesaikan tugas dan misi yang diberikan Bapa-Nya kepada-Nya, meskipun itu sangat berat bagi-Nya. Melalui ketaatan menyelesaikan misi itu, Yesus memuliakan Bapa-Nya dan Allah Bapa pun memuliakan Allah Anak.

Dari sana kita belajar bahwa kita membawa kemuliaan kepada Allah hanya ketika kita taat melakukan kehendak dan misi Allah dalam hidup kita. Bagi manusia dan dunia, kemuliaan identik dengan kehebatan, kekayaan, kekuasaan, ketenaran, kehormatan. Tetapi bagi Allah, tak ada kemuliaan tanpa ketaatan kepada kehendak-Nya, sebab kemuliaan sejati yang dapat manusia miliki bukan kemuliaan menurut dunia yang dicari begitu banyak orang untuk diri mereka. Di mata Allah Sang Pencipta, kemuliaan sejati yang dapat manusia miliki adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada mereka setelah mereka taat melakukan kehendak dan tugas yang Dia berikan, meskipun itu berat, sakit, dan jauh dari kekayaan, ketenaran, kekuasaan, kehebatan, kehormatan. Sekali lagi kita belajar bagaimana cara pandang Allah berbeda bahkan bertolak belakang dengan cara pandang dunia ini. Sehingga ketika kita menyanyikan lagu rohani dengan lirik misalnya 'I want to glorify You' maka itu sama artinya dengan 'I want to obey You and complete the work You have given me', sama seperti kata-kata Yesus kepada Bapa-Nya.


Mari kita ambil waktu untuk refleksi sejenak dari bagian ini di hadapan Tuhan. Sudahkah kita mengetahui apakah kehendak, tugas dan misi Allah bagi diri kita? Apakah hidup kita sekarang adalah untuk menyelesaikan dan menggenapi rencana-Nya itu, meskipun itu berat, sulit dan jauh dari apa yang kita inginkan? Ataukah jauh dalam hati kita, kita justru punya kehendak dan rencana kita sendiri yang ingin kita wujudkan, tetapi mulut kita tetap menyanyikan lagu-lagu rohani seperti di atas? Jika kita menyebut Yesus Kristus itu Tuhan dan berarti kita adalah hamba-Nya, apakah dalam hal 'kemuliaan' ini kita meneladani-Nya sebagai Tuhan?


3. Berikanlah satu atau dua contoh tindakan praktis yang hendak Anda lakukan dalam hidup Anda berdasarkan pelajaran dari PA ini.

Silakan direnungkan, dijawab dan dilakukan sendiri oleh Anda dan saya.

No comments: