Jigsaw: A puzzle in which the player has to put together a picture that has been cut into irregularly shaped interlocking pieces (http://www.thefreedictionary.com/jigsaw).
Hari ini aku mendapat satu lagi analogi untuk menggambarkan hidup, yaitu jigsaw puzzle. Hidup ini ibarat menyelesaikan jigsaw puzzle dengan potongan-potongan puzzle yang ditawarkan oleh hidup itu sendiri. Aku sebenernya ingin mengulas analogi ini lebih detil, tapi sepertinya tidak sekarang. Nanti aja lah, waktu aku bisa berpikir lebih bernas dan punya waktu lowong untuk nulis. Sekarang aku cuma mau share jigsaw puzzle yang harus kuselesaikan setelah potongan puzzle berjudul studi master telah berhasil kuletakkan di tempat dan saat yang tepat.
Apa misi selanjutnya selesai master? Dari sejak awal aku datang menjejakkan kakiku di Schiphol, aku sudah tahu jawabnya: aku ingin langsung lanjut PhD setelah lulus master. Kenapa PhD? Well, segala sesuatu baik untuk dimulai dari akhir. Tujuan menentukan proses. Sampai detik ini aku merasa yakin bahwa panggilan Tuhan untukku adalah di dunia pendidikan tinggi (universitas) dan itu sesuai dengan minat, potensi dan passion-ku. Karena itu lah, ya harus diusahakan belajar sampai mentok (doktor) dan kalau bisa secepatnya setelah master.
Lalu bagaimana sekarang setelah fase master lewat? Aku bersyukur karena sudah ada beberapa potongan jigsaw berjudul PhD offer yang ditawarkan ke aku, belum lagi beberapa aplikasi yang sedang kutunggu hasilnya. Yang saat ini kulakukan sebelum pulang ke Indonesia adalah mengumpulkan sebanyak mungkin potongan jigsaw PhD yang ada, memilih yang terbaik, lalu meletakkannya di tempat dan saat yang tepat. Yang bikin aku senang yaitu karena aku sampai saat ini tak perlu mengemis-ngemis ke orang lain supaya mereka mau membiayai studi PhD-ku dengan ikatan dinas. Sejauh ini semuanya aku cari sendiri (tentunya dengan pertolongan dan izin Tuhan). Lagipula, kalau bisa cari sendiri, kenapa harus minta-minta dan mengemis-ngemis? Selain itu, aku pengen lanjut PhD bukan pakai duit bangsa sendiri, jadi duit itu bisa dipakai buat yang lain kan...
Saat ini aku masih menanti datangnya potongan-potongan jigsaw puzzle dan itu membuatku deg-degan. Deg-degan itu wajar, selama memang kita telah melakukan bagian kita dengan sebaik yang kita bisa dan sekarang tinggal bagian Tuhan. Dan ternyata, kalau aku lihat ke belakang, jarang aku deg-degan tanpa mendapatkan hasil yang manis. Kita lihat saja beberapa contoh aku paling deg-degan dan hasilnya manis. Dulu aku deg-degan di hari pertamaku SD, eh lulus SD juga. Masuk SMP sih tidak terlalu deg-degan soalnya masih pake celana pendek dan cuma warnanya aja yang ganti jadi biru. Masuk SMA aku rada deg-degan juga, dan meski akhirnya aku ga bisa masuk ke SMA Negeri impian, aku tak menyesal. Justru aku bisa buktikan aku tak kalah dengan saingan2 ku di SMA-SMA top. Satu yang paling deg-degan buatku adalah UMPTN. Setahun berjuang dan belajar begitu keras, hingga aku begitu kurus, tanpa ikutan bimbingan test dengan bayar sendiri, akhirnya aku berhasil merebut satu kursi di jurusan Teknik Elektro, jurusan paling top di institut teknologi di sebelah kebon binatang Bandung. Aku deg2an juga waktu pertama kali tinggalkan keluarga begitu jauh untuk studi. Sidang sarjana juga saat2 aku deg-degan banget, dan akhirnya bisa juga lulus. Jadi MC di depan 500 orang lebih, deg-degannya gile juga hehe. Kerja pertama kali juga deg-degan. Ngajar pertama sekali di depan kelas, deg-degan juga. Berjuang apply beasiswa S2 ke luar negeri dan menunggu hasilnya juga deg2annya bukan main. Berangkat ke luar negeri pertama sekali juga jantungku deg-degan. Ujian pertama kali di luar negeri, deg-degan. Menyatakan cinta, waaaah ini deg-deg-annya tak ada tandingannya hehehe... Waktu mulai internship dan tesis di perusahaan asing kelas dunia seperti Philips Research, aku juga deg-degan banget. Thesis defense, deg-degan banget juga. Sekarang, nunggu apa pimpinan Tuhan selanjutnya buatku, deg-degan juga... So, dalam semua permainan jigsaw puzzle itu aku deg-degan, tapi semuanya dilalui dengan manis.
Apa yang aku bisa simpulkan di sini? Pertama, deg-degan itu wajar, tiap kali kita memulai fase baru dalam hidup ini. Kedua, deg-degan juga berarti sehat, artinya kita benar-benar niat dan berusaha untuk yang terbaik. Coba kalau kita ga peduli sama sekali, ga mungkin kita deg-degan kan? Ketiga, biasanya jika kita telah persiapan dengan baik, deg-degan itu di sepuluh menit pertama abis itu udah tenang. Beda kalau kita ga persiapan dengan baik, deg-degannya juga di sepuluh menit pertama, tapi abis itu stress hahahaa.... Keempat, deg-degan tidak sama dengan kuatir, jika kita telah mengerjakan seluruh bagian kita dengan baik dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita.
Life is like completing your own jigsaw puzzle...
With the Jigsaw Maker always on your side, you'll never ever quit too soon.
Sunday, July 06, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 comments:
siR, terkadang susah bgt buat nyatuin puzzle2 itu, bahkan butuh waktu yg sgt lama...
poenya tips & trik yang ampuh ga??!!
Hi Octo,
Sy memang ga bilang kan kalo ngumpulin dan nyusun kepingan2 puzzle itu mudah dan cepat hehehe
Yah, kadang ada yang lama baru ketemu puzzle yg tepat, kadang ketemu banyak kepingan puzzle, tapi bingung milih yg pas...
Tips and trik? Hmmm, coba baca kalimatku yg terakhir. I assume you know who the Jigsaw Maker is :)
Selamat bermain jigsaw puzzle!
A real warrior never quits.
- Master Shifu, Kung Fu Panda
Sukses deh Bang Mauritz!
Sir mauritz, siapa tuh wanita yang sangat beruntung yang mendapatkan kata cinta dari pak mauritz. cerita dung........
Sir mauritz, siapa sih wanita yang sangat beruntung mendapatkan kata cinta dari pak mauritz? Ditunggu ceritanya ya pak...
wah.. mau lanjot Phd langsung nih, mantaff... tetep di TU/e apa dimana rencana ?
klo di TU/e, masih bs ketemu disitu lah kita ya nanti..
i do hope so
gmana caranya pak nyari beasiswa
Bastanta -ang3 del
Post a Comment