Monday, July 14, 2008

Delapan kado terindah dan tak ternilai

Jalan2 di information superhighway, ketemu info bagus ini. Aku copas dari sini. Aku pengen banget belajar memberi delapan2 nya untuk orang2 yang aku sayangi. Sebentar lagi aku pulang, untuk kalian, ... untukmu....

1.Kehadiran

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang bisa juga hadir lewat surat, telepon, foto, atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran sebagai pembawa kebahagiaan.


2.Mendengar

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan, sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan dalam keadaan betul-betul relaxs dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.


3.Diam

Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.


4.Kebebasan

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya ? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.


5.Keindahan

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika mengkadokannya tiap hari ! Selain keindahan penampilan pribadi.

6.Tanggapan Positif

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negative terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.


7.Kesediaan Mengalah

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila memikirkan hal ini, berarti siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Okelah, mungkin kesal atau marah karena telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.


8.Senyuman

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus-asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan syarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali kita menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

4 comments:

hendro said...

point yang ke 2 sangat banyak diperlukan terlebih lagi buat orang2 yang kedudukannya sudah diatas, tak pernah mau mendengar apa yang dikatakan oleh bawahannya, seperti iklan salah satu produk rokok indonesia kurang lebih seperti ini "Belum tua belum boleh bicara". Belum lama ini aku juga mendapati hal yang serupa, dianggap g sopan oleh contact person ku disini, hanya karena menelpon di hari minggu untuk meminta izin tidak masuk di hari senin untuk menghadiri pemakaman seorang teman ku di tarutung. Buat para atasan diharapkan belajar untuk mendengar, jangan maunya hanya di dengar, belum selesai pembicaraan sudah dianggap salah.

hendro said...

point yang ke 2 sangat banyak diperlukan terlebih lagi buat orang2 yang kedudukannya sudah diatas, tak pernah mau mendengar apa yang dikatakan oleh bawahannya, seperti iklan salah satu produk rokok indonesia kurang lebih seperti ini "Belum tua belum boleh bicara". Belum lama ini aku juga mendapati hal yang serupa, dianggap g sopan oleh contact person ku disini, hanya karena menelpon di hari minggu untuk meminta izin tidak masuk di hari senin untuk menghadiri pemakaman seorang teman ku di tarutung. Buat para atasan diharapkan belajar untuk mendengar, jangan maunya hanya di dengar, belum selesai pembicaraan sudah dianggap salah.

-'moRis- said...

Hello sir =),
Terima kasih Pak buat postingannya =), mungkin sebenarnya saya tahu semuanya itu, tp saya itu menyadari hal itu bisa menjadi hal yang berguna bagi orang lain =)

siti-ervina said...

Salam kenal dari aku.
Tulisan abang diatas bagus. Benar itu, kita manusia rata-rata egois. Pengennya mau dimengerti aja. Jadi siti setuju.
Dari bacaan diatas, siti menyimpulkan klo abang itu orangnya dewasa. Klo bisa, abang mau ajarin siti tuk bisa lebih dewasa lagi, terutama dalam bersikap.

Ok deh bang....
Salam kenal...

Merdeka.